KOMPAS.com - Kamis Putih yang jatuh pada 17 April 2025 merupakan awal dari Triduum Suci, yaitu tiga hari terakhir menjelang Paskah yang menjadi puncak perayaan dalam kalender liturgi Gereja Katolik.
Kamis Putih memperingati Perjamuan Terakhir Yesus bersama para muridnya, di mana Ia menginstitusikan Sakramen Ekaristi, tindakan yang menjadi inti dalam kehidupan iman Katolik hingga saat ini.
Melansir dari buku Catholicism: A Journey to the Heart of the Faith (2011) karya Robert Barron, Kamis Putih bukan hanya momen sakral yang mengantar pada wafat dan kebangkitan Yesus, tetapi juga peristiwa yang menekankan identitas Gereja sebagai komuniktas yang dibangun atas dasar kasih dan pengorbanan.
Baca juga: Warna Liturgi Gereja Katolik Selama Prapaskah: Ini Maknanya
Mengutip dari laman Chatolic Answer, dalam Perjamuan Terakhir, Yesus memecah-mecahkan roti dan membagikannya kepada murid-murid-Nya, seraya berkata bahwa itu adalah tubuh-Nya.
Ia juga membagikan anggur sebagai darah perjanjian yang ditumpahkan untuk banyak orang.
Peristiwa tersebut menjadi dasar perayaan Misa Kudus, yang disebut dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK 1324) sebagai "sumber dan puncak seluruh kehidupan Kristiani".
Tindakan itu mengajarkan bahwa Yesus Kristus hadir secara nyata dalam Ekaristi dan setiap umat dipanggil untuk menerima-Nya dalam semangat syukur dan iman.
Baca juga: Doa Angelus di Masa Prapaskah
Selain ekaristi, perayaan Kamis Putih juga memperingati momen Yesus membasuh kaki para murid. Di mana kegiatan pembasuhan menjadi tindakan radikal pada zaman itu.
Dalam budaya Yahudi, membasuh kaki adalah tindakan budak, bukan guru atau pemimpin. Dengan melakukan hal tersebut, Yesus memberikan teladan tentang kerendahan hati dan pelayanan tanpa syarat.
Dalam bukunya Jesus of Nazareth: Holy Week (2011), Paus Benediktus XVI menuliskan bahwa tindakan membasuh kaki bukan hanya bentuk pelayanan sosial, melainkan sebuah "tindakan kenabian" yang menunjukkan bahwa pemimpin sejati adalah mereka yang melayani dengan rendah hati.
Dalam Kitab Suci, Injil Yohanes 13:14-15 mencatat:
“Jika Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki. Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu.”
Ini adalah perintah untuk meneladani kasih yang konkret, menyentuh, dan tidak memandang status.
Baca juga: Doa dan Renungan Selama Masa Prapaskah
Bagi umat Katolik, Kamis Putih bukan hanya ritus tahunan, melainkan refleksi spiritual mengenai identitas sebagai murid Kristus.
Melansir dari Vatican News, Kamis Putih menjadi momen untuk merenungi bagaimana umat Katolik hadir di tengah masyarakat, sebagai pemimpin yang melayani, bukan yang dilayani.
Dengan semangat ini, Kamis Putih bukan hanya momen liturgis, tetapi juga inspirasi untuk menjadi pribadi yang melayani dengan kasih, di lingkungan keluarga, pekerjaan, maupun masyarakat luas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.