KOMPAS.com - Dalam tradisi Gereja Katolik, Tri Hari Suci merupakan periode paling sakral yang memperingati inti dari iman Kristiani: sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus.
Tri Hari Suci dalam agama katolik adalah perayaan dimulai pada Kamis Putih, dilanjutkan dengan Jumat Agung, dan mencapai puncaknya pada Malam Paskah.
Baca juga: Apa Itu Paskah?
Tapi, apa sebenarnya Tri Hari Suci? Mengapa peristiwa ini begitu penting dalam iman Katolik?
Melansir dari laman resmi Keuskupan Agung Semarang, Tri Hari Suci menjadi tiga hari penuh makna dalam liturgi Katolik yang memperingati sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus. Setiap tahun, umat Katolik di seluruh dunia menjalani rangkaian ibadah yang penuh keheningan, refleksi, dan akhirnya perayaan besar.
Dalam bahasa Latin, Tri Hari Suci disebut Triduum Paskah, yang berarti "tiga hari Paskah." Ini adalah periode tiga hari menjelang Paskah, dimulai dari Kamis Putih, dilanjutkan dengan Jumat Agung, dan mencapai puncaknya pada Malam Paskah.
Namun, Tri Hari Suci bukanlah tiga peristiwa terpisah. Semua ini adalah satu kesatuan liturgi yang saling berhubungan, menggambarkan perjalanan Yesus dari perjamuan terakhir hingga kebangkitan-Nya.
Baca juga: Sejarah Perayaan Paskah
Merangkum dari jurnal Kesatuan Liturgi dan Teologis Perayaan Trihari Suci (2023) karya Stenly Vianny Pondag dan kawan-kawan, Tri Hari Suci adalah Misteri Paskah yaitu sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus. Tri Hari Suci merupakan satu kesatuan ibadat.
Berikut penjelasan lengkap Tri Hari Suci:
Kamis Putih menandai dimulainya Tri Hari Suci dengan mengenang Perjamuan Terakhir yang dilakukan Yesus bersama para murid-Nya.
Pada malam ini, Yesus memperkenalkan Ekaristi Kudus dan memberikan teladan kerendahan hati melalui pembasuhan kaki para murid. Pembasuhan kaki ini melambangkan pelayanan dan kasih yang tulus, mengajarkan umat untuk saling melayani dengan rendah hati.
Gereja merayakan Kamis Putih dengan Misa Perjamuan Malam, yang memiliki beberapa elemen penting:
Baca juga: Sejarah Kelinci dan Telur Paskah
Pada Jumat Agung, umat Katolik merenungkan penderitaan dan kematian Yesus di kayu salib. Liturgi pada hari ini berfokus pada penghormatan salib, di mana umat berlutut atau mencium salib sebagai tanda syukur atas pengorbanan Kristus.
Jumat Agung adalah hari paling sunyi dan penuh duka dalam kalender liturgi Katolik. Tidak ada misa, hanya liturgi penghormatan kepada salib. Suasana di gereja terasa berbeda:
Jumat Agung adalah momen refleksi mendalam bagi umat Katolik. Tidak ada perayaan, tidak ada lonceng gereja yang berbunyi. Semua terdiam, menantikan hari selanjutnya.
Baca juga: Makna Paskah
Sabtu Suci adalah masa hening di mana umat menantikan kebangkitan Kristus. Pada malam harinya, Vigili Paskah atau Malam Paskah dirayakan sebagai puncak dari Tri Hari Suci.