Parapuan.co - Kabar kurang menyenangkan datang dari aktris Alice Norin.
Beberapa waktu lalu, artis cantik ini sempat membagikan kabar soal kondisi kesehatannya.
Ibu dua anak ini mengumumkan dirinya menderita kanker sarkoma yang muncul di rahimnya.
Kabar ini dibagikannya melalui unggahan di Intagram pribadinya pada Februari 2024 lalu.
Menurut videonya, artis berusia 36 tahun tersebut mengaku sering merasakan sakit pada perut di bagian bawah, dan akhirnya didiagnosis menderita kanker sarkoma pada Desember 2023 higga akhirnya ia pun menjalani pengobatan di Singapura.
Lalu, apa itu sebenarnya penyakit sarkoma?
Dr. Richard Quek, Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Centre mengatakan bahwa sarkoma merupakan bentuk kanker langka yang menyerang tulang, jaringan ikat tubuh, dan area seperti pembuluh darah, otot, saraf, dan lemak.
Ini adalah penyakit yang kompleks dan beragam, dengan banyak subtipe yang berbeda.
Sarkoma merupakan tumor kanker yang muncul dari jaringan lunak tubuh, seperti sel otot dan lemak, pembuluh darah dan jaringan ikat fibrosa. Sel-sel tersebut semuanya bisa berubah menjadi kanker, misalnya sel-sel lemak itu bisa berubah menjadi Liposarkoma.
Baca Juga:
Kemudian sel otot bisa menjadi Leiomyosarcoma, untuk tulang bisa menjadi Osteosarkoma, sedangkan di rahim bisa menjadi sarkoma uterus. Sarkoma berkembang dari jaringan mesodermal (sistem musculoskeletal, sistem kardiovaskular serta jaringan ikat), berbeda dengan sebagian besar kanker lainnya yang berkembang dari jaringan epidermis (lapisan kulit terluar pada tubuh).
Untuk memahami lebih jauh mengenai sarkoma, kanker langka yang diidap aktris Alice Norine, berikut lima faktanya yang dipaparkan Dr. Richard Quek, Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Centre.
1. Sarkoma Hanya 1% dari Diagnosis Kanker Orang Dewasa
Menurut Dr. Richard Quek sarkoma merupakan salah satu bentuk kanker yang paling langka yang menyerang sekitar 5 per 100.000 populasi. Saat ini, sarkoma hanya 1% dari diagnosis kanker pada orang dewasa dan sekitar 15% dari diagnosis kanker pada masa kanak-kanak di Amerika Serikat.
Dari jumlah tersebut, terdapat sekitar 12.000 kasus sarkoma jaringan lunak dan 3.000 kasus sarkoma tulang yang didiagnosis setiap tahunnya. Adapun untuk sarkoma di rahim, kasusnya ada di angka 3 persen per tahun.
“Jika kita membicarakan mengenai sarkoma rahim. Penyakit ini sebetulnya sangat khusus, kemudian jika kita membicarakan kanker yang umum muncul pada rahim itu adalah karcinoma uterus atau karsinoma rahim, sehingga untuk penyakit sarkoma yang terjadi pada rahim itu sangat langka, angkanya sekitar 3 persen per tahun,” jelas Dr. Richard sesi jumpa pers via Zoom di Teras Budhe Restaurant, Jakarta Selatan, Kamis (21/3/2024), seperti rdikutip dari rilis yang diterima .
“Biasanya yang perempuan rasakan adalah adanya pendarahan pasca-menopause atau pendarahan rahim yang tidak normal, kemudian gejala lainnya yang dirasakan adalah perut terasa penuh, adanya gangguan berkemih atau berkencing, karena adanya penekanan dari sarkoma ke kantong saluran kencing, tetapi juga bisa tidak ada gejala dan hanya ditemukan secara tidak sengaja,” lanjutnya.
Baca Juga:
2. Ada Lebih dari 70 Subtipe Sarkoma
Sarkoma merupakan penyakit yang beragam dan heterogen yang memiliki beberapa etiologic atau akar penyebab. Setidaknya terdapat sekitar 70 penyakit dengan subtype yang masing-masing memiliki presentasi klinis yang berbeda, susunan genetik, dan lokasi perkembangan dan strategi pengobatan tumor yang berbeda.
“Ke-70 jenis sarkoma yang menyerang jaringan rusak ataupun tulang, dan masing-masingnya itu memiliki tipe yang berbeda-beda. Setiap 70 jenis sarokoma ini memiliki terapi atau pengobatan yang berbeda-beda, sehingga sarkoma bukanlah satu diagnosis sama, tetapi penyakit itu memiliki jenis yang berbeda-beda,” kata Dr. Richard.
Penyakit itu secara luas dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yakni sarkoma jaringan lunak dan sarkoma tulang.
Sarkoma jaringan lunak memengaruhi jaringan lunak tubuh. Mereka selanjutnya dapat diklasifikasikan ke dalam jaringan atau area spesifik yang terkena. Subtipe sarkoma jaringan lunak yang umum meliputi:
Sarkoma tulang dimulai di tulang, dan biasanya terjadi di paha, lengan atas, atau tulang kering. Subtipe sarkoma tulang yang umum meliputi:
Tumor stroma gastrointestinal (GIST) adalah salah satu bentuk sarkoma paling umum yang muncul dari saluran pencernaan. Hal ini ditandai dengan mutasi pada gen KIT atau PDGFRA.
3. Kebanyakan Subtipe Sarkoma Tidak Diketahui Penyebabnya
Risiko seseorang terkena kanker bergantung pada banyak hal, antara lain usia, genetika, gaya hidup, dan faktor lingkungan.
Sebagian besar subtipe sarkoma tidak diketahui penyebabnya. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini.
Baca Juga:
Faktor risiko umum untuk sarkoma meliputi:
4. Tanda dan Gejala Sarkoma Bervariasi
Tanda dan gejala sarkoma biasanya bergantung pada subtipe dan tempat kejadiannya:
Sarkoma jaringan lunak
Sarkoma tulang
“Sarkoma itu biasanya tumbuh dengan perlahan dan dia tidak menyebar, jadi hanya bertumbuh di satu tempat saja,” jelas Dr. Richard Quek.
“Sehingga untuk mendeteksi dini apabila kita merasakan adanya benjolan di tubuh kita yang terus bertumbuh, jadi ukurannya terus bertambah, dan apalagi menyebabkan rasa tidak nyaman maka harus segera diperiksa jangan berasumsi bahwa itu hanya lipoma atau sel tumor lemak,” sambungnya.
5. Sarkoma Kompleks dan Sulit Diobati
Akibat sarkoma jarang terjadi dan heterogen, pengobatannya sangat sulit.
Umumnya, pengobatan akan mempertimbangkan subtipe sarkoma tertentu, karakteristik tumor (yaitu lokasi, tingkat dan ukuran), dan usia pasien serta kesehatan secara umum.
Menurutnya, setiap subtipe yang berbeda mempunyai karakteristik uniknya sendiri, respons pengobatan, dan hasil klinisnya. Karena itulah, rencana perawatan yang dipersonalisasi dan disesuaikan untuk setiap pasien individu dan penyakit dapat menawarkan hasil yang lebih baik secara keseluruhan untuk pasien.
"Sarkoma adalah penyakit yang tidak umum terjadi dan yang terpenting adalah mendapatkan diagnosis yang benar itu adalah kuncinya. Biasanya akan dilakukan pemeriksaan molekuler untuk mengetahui karakteristik dan juga subtitle dari pasien, supaya kita bisa memberikan pengobatan yang tepat sesuai dengan sifat molekul tersebut,” jelas Dr. Richard.
Dokter mungkin menyarankan pilihan pengobatan khusus seperti:
Baca Juga:
(*)