KOMPAS.com - Seorang warga Banjar Tamblingan, Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali, I Kadek Sugiartama (35), meninggal dunia pada Senin (24/2/2025) sekitar pukul 02.00 WITA. Sugiartama diduga terjangkit rabies setelah sebelumnya digigit anjing liar.
Direktur RSUD Buleleng, Putu Arya Nugraha, mengungkapkan bahwa pasien datang dalam kondisi kritis pada Sabtu (22/2/2025) sekitar pukul 18.00 WITA.
“Pasien diterima dalam keadaan gelisah, mengalami demam tinggi, serta menunjukkan gejala khas rabies seperti takut air, takut cahaya, dan takut angin,” ujar Putu Arya, Senin (24/2/2025), didampingi Kasubbag Humas RSUD Buleleng, I Ketut Budiantara, dikutip dari TribunBali.com.
Setelah menjalani perawatan intensif, kondisi Sugiartama semakin memburuk hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada Senin dini hari.
Baca juga:
Berdasarkan keterangan keluarga, Sugiartama digigit anjing liar di Pasar Pancasari, Kecamatan Sukasada, pada 7 November 2024. Setelah digigit, ia hanya mencuci lukanya dengan air sabun, tetapi tidak langsung mencari Vaksin Anti Rabies (VAR).
Ia sempat menjalani observasi selama 14 hari di Puskesmas Sukasada 2. Namun, setelah masa observasi selesai, Sugiartama tidak kembali ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan lanjutan. Upaya petugas menghubunginya pun tidak berhasil.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Buleleng, Nyoman Budiastawan, menyebut bahwa jika Sugiartama kembali ke puskesmas dalam masa observasi, nyawanya mungkin bisa diselamatkan.
“Kalau pasien datang saat itu, pasti akan diberikan VAR. Namun, karena anjing yang menggigitnya tidak ditemukan, observasi terhadap hewan tersebut tidak bisa dilakukan,” ujar Budiastawan, Selasa (25/2/2025).
Baca juga:
Kasus ini mengejutkan pemerintah desa setempat. Perbekel Desa Munduk, I Nengah Sudira, mengaku tidak pernah mendapat laporan tentang adanya warga yang digigit anjing.
“Jujur kami cukup terkejut mendengar kabar almarhum meninggal karena suspek rabies. Tidak ada laporan terkait gigitan anjing di desa kami,” ujarnya.
Pasca kasus ini, tim medis dari Puskesmas Banjar 2 melakukan tracing terhadap 19 orang yang memiliki kontak erat dengan Sugiartama, termasuk istri, saudara sepupu, ipar, dan menantu. Seluruhnya telah diberikan VAR sebagai langkah pencegahan.
Budiastawan menambahkan bahwa stok VAR di Kabupaten Buleleng masih mencukupi, dengan sekitar 10.400 vial yang diperkirakan cukup untuk enam hingga delapan bulan ke depan.
Baca juga:
Dalam dua bulan pertama tahun 2025, tercatat ada 605 kasus gigitan anjing di Buleleng. Meski demikian, tidak semua kasus tersebut dinyatakan positif rabies.
“Tergantung hasil observasi. Jika positif rabies, baru diberikan VAR. Jika dibandingkan dengan tahun 2024, jumlah kasus gigitan tahun ini sudah mencapai 10 persen dari total kasus 2024, yaitu 5.617 kasus,” kata Budiastawan.
Dinkes Buleleng berharap masyarakat lebih waspada terhadap gigitan hewan, terutama anjing liar, serta segera mencari perawatan medis jika mengalami gigitan untuk mencegah risiko rabies.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Hasan | Editor: Andi Hartik)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.