KOMPAS.com – Dunia pendidikan dihebohkan oleh aksi perampokan berkedok guru yang terjadi di SD Negeri 1 Banjarharja, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Seorang pria tak dikenal menyamar sebagai guru baru dan menyusup ke dalam ruang kelas, lalu menggondol perhiasan milik sejumlah siswa.
Peristiwa ini terjadi pada Selasa pagi, 15 April 2025, tepat saat jam istirahat sekolah berlangsung. Pelaku masuk ke kelas 1 dan berpura-pura mengadakan razia perhiasan.
Ia menginstruksikan para murid untuk melepas kalung, gelang, dan cincin yang mereka kenakan, dengan dalih pemeriksaan dari kepolisian.
Kepala Sekolah SD Negeri 1 Banjarharja, Idah Rosidah, menyebut kejadian berlangsung sangat cepat. Saat itu, gerbang sekolah memang sudah terbuka dan para guru masih berada di ruang kantor.
"Pelaku langsung masuk ke kelas 1, duduk sebentar, lalu meminta anak-anak menyerahkan perhiasan mereka. Tidak lama, salah satu siswa menangis dan melapor ke guru," ujar Idah.
Baca juga:
Salah satu korban yang paling terdampak adalah seorang murid bernama Ina. Ia kehilangan satu set perhiasan emas yang terdiri dari kalung, gelang, dan cincin dengan total berat 8 gram. Jika dikonversi, nilai perhiasan tersebut diperkirakan mencapai Rp 4,5 juta.
Insiden ini memicu keprihatinan sekaligus tanda tanya besar soal sistem keamanan di sekolah. Bagaimana mungkin orang asing bisa masuk ke ruang kelas dan berinteraksi dengan siswa tanpa ada verifikasi?
"Modus pelaku sangat meyakinkan. Ia mengaku sebagai guru baru dan mengatakan ada razia polisi. Anak-anak tentu saja menuruti karena mereka percaya," jelas Darso, Kepala Bidang SD di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Pangandaran.
Darso mengaku terkejut dengan kejadian ini, yang merupakan insiden pertama dengan modus seperti itu di wilayah Pangandaran. Bahkan, menurutnya, beberapa sekolah dasar lain di Kalipucang nyaris mengalami kejadian serupa.
Sebagai respons cepat, Disdikpora Pangandaran langsung mengeluarkan imbauan ke seluruh sekolah untuk memperketat pengawasan.
Baca juga:
Kepala sekolah dan guru diimbau untuk hadir lebih awal, sebelum siswa datang. Selain itu, orang tua juga diminta tidak membiarkan anak-anak pergi ke sekolah dengan mengenakan perhiasan mencolok.
Pengawasan terhadap siswa pun diminta dilakukan sejak mereka tiba hingga jam pulang. Disdikpora juga mendorong pembatasan akses masuk bagi pihak luar, termasuk orang tua, demi menjaga keamanan lingkungan sekolah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.