WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pasar keuangan global terus mengalami tekanan akibat kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang akan memberlakukan tarif impor pada Rabu (2/4/2025).
Investor pun berbondong-bondong mengamankan aset mereka dalam bentuk emas, yang pada Senin (31/3/2025) mencapai 3.122,80 dollar AS (sekitar Rp 51 juta) per Troy Ounce atau setara dengan 31 gram.
Angka ini naik sekitar 40 persen lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.
Baca juga: Bertahun-tahun Pungut Emas dari TPS, Pemulung Ini Raup Rp 9,5 Juta
Kontrak emas berjangka juga mencapai rekor baru pada Senin, mendekati 3.157,40 dollar AS (sekitar Rp 52 juta) per Troy Ounce.
Minat terhadap emas meningkat tajam saat investor merasa cemas dan saat ini, banyak ketidakpastian yang menyelimuti ekonomi dunia.
Salah satu faktor terbesar adalah perang dagang yang semakin memanas di bawah kepemimpinan Trump.
Tarif baru yang diumumkan secara sporadis serta respons balasan dari negara-negara mitra dagang utama AS telah menciptakan kekhawatiran besar di kalangan pelaku bisnis dan konsumen.
Kepercayaan bisnis dan rumah tangga AS mulai goyah sejak awal tahun akibat kekhawatiran inflasi dan tarif.
Kecemasan ini semakin meningkat dalam beberapa bulan terakhir, dengan menurunnya tingkat kepercayaan konsumen di AS.
Baca juga: Beli Perhiasan Emas 15 Kg Tunai, Wanita Ini Tuai Kritik di Medsos
Selain itu, meningkatnya ketegangan geopolitik, termasuk perang di Gaza dan Ukraina, juga turut mendorong permintaan emas oleh bank sentral di seluruh dunia sebagai langkah perlindungan aset mereka.
Dalam hal ini, pendukung investasi emas menganggapnya sebagai aset aman yang dapat mendiversifikasi dan menyeimbangkan portofolio investasi, sekaligus mengurangi potensi risiko di masa depan.
Beberapa investor juga merasa lebih nyaman memiliki aset fisik yang berpotensi meningkat nilainya seiring waktu.
Namun, para ahli keuangan memperingatkan agar tidak menaruh seluruh modal dalam emas.
Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (Commodity Futures Trading Commission) juga telah mengingatkan bahwa logam mulia bisa sangat fluktuatif.
Harga emas cenderung naik seiring meningkatnya permintaan, yang berarti ketika ketidakpastian ekonomi atau instabilitas meningkat, pihak yang biasanya mendapatkan keuntungan adalah para penjual emas.
Baca juga: Jam Emas Penumpang Titanic Dilelang dan Laku Rp 31 Miliar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.