LONDON, KOMPAS.com - Seorang pria yang memanjat Big Ben di London sambil membawa bendera Palestina ditangkap oleh polisi pada Minggu (9/3/2025) tengah malam waktu setempat.
Sebagaimana diberitakan oleh AFP, Minggu (9/3/2025), foto-foto dari lokasi kejadian menunjukkan pria tersebut diturunkan dengan alat pengangkat ceri sebelum diserahkan kepada tim darurat yang menunggunya di bawah.
Kepolisian Metropolitan London, yang pertama kali mendapat laporan tentang aksi pemanjatan ini pada Sabtu (8/3/2025) pukul 7 pagi menyebut, pria itu telah ditahan setelah insiden yang berlangsung lama.
Baca juga: UPDATE Belanda Chaos: Pengadilan Amsterdam Larang Demo Pro-Palestina
Sepanjang hari, pria tersebut duduk bertelanjang kaki di atas menara Elizabeth Tower, yang lebih dikenal sebagai lokasi lonceng jam ikonik Big Ben, meskipun tim penyelamat terus membujuknya untuk turun.
Petugas akhirnya menggunakan lift truk pemadam kebakaran dan pengeras suara untuk berbicara dengannya.
Akan tetapi, pria yang mengenakan hoodie dan topi itu mengatakan, "Saya akan turun dengan cara saya sendiri."
Petugas mengungkapkan kekhawatiran karena kaki pria tersebut terlihat mengalami pendarahan dan pakaian yang dikenakannya tidak cukup hangat saat suhu mulai turun setelah malam tiba.
Kerumunan orang berkumpul di balik garis polisi, dengan beberapa pendukung meneriakkan, "Bebaskan Palestina," dan "Kamu adalah pahlawan.”
Polisi menutup area sekitar, termasuk Jembatan Westminster, sebelum akhirnya semua jalan di sekitar lokasi dibuka kembali.
"Setiap hari di Parlemen, saya melihat lusinan petugas bersenjata berpatroli di Portcullis House dan kawasan parlemen. Di mana mereka hari ini?" ujar anggota parlemen dari Partai Konservatif, Ben Obese-Jecty, di platform X.
"Pada hari Senin, harus ada penjelasan penuh kepada anggota parlemen dan staf tentang bagaimana pengunjuk rasa ini bisa dengan mudah melewati pengamanan," imbuhnya.
Sebelumnya, pada Jumat malam, para demonstran pro-Palestina juga melakukan aksi vandalisme dengan menyemprotkan tulisan besar "GAZA IS NOT 4 SALE" di lapangan resor golf milik Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Skotlandia.
Kelompok aktivis Palestine Action mengeklaim aksi tersebut sebagai respons langsung atas niat pemerintahan AS untuk melakukan pembersihan etnis di Gaza.
Polisi Skotlandia mengatakan kepada AFP bahwa mereka sedang menyelidiki laporan tentang aksi perusakan tersebut.
Baca juga: Raja Yordania Lawan Trump di Gedung Putih, Tegas Tolak Relokasi Warga Gaza
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.