DOHA, KOMPAS.com - Pemimpin Hamas di pengasingan, Khaled Meshaal, mengungkap rencana Hamas setelah setahun perang Gaza.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Kantor berita Reuters, ia menyatakan, Hamas akan bangkit “seperti burung phoenix” dari abu.
Meshaal mengakui kelompoknya telah mengalami kerugian besar selama setahun perang dengan Israel.
Baca juga:
Untuk langkah selanjutnya, ia menyebut, Hamas akan terus merekrut para pejuang dan memproduksi senjata.
Satu tahun setelah serangan Hamas yang memicu perang, Meshaal membingkai konflik dengan Israel sebagai bagian dari narasi yang lebih luas yang mencakup 76 tahun.
Konflik itu dimulai dari apa yang disebut oleh warga Palestina sebagai “Nakba” atau “bencana”, ketika banyak orang mengungsi selama perang tahun 1948 yang mengiringi berdirinya negara Israel.
“Sejarah Palestina terbuat dari siklus. Kami melewati fase-fase di mana kami kehilangan martir (korban) dan kami kehilangan sebagian dari kemampuan militer kami, tetapi kemudian semangat Palestina bangkit kembali, seperti burung phoenix, terima kasih kepada Tuhan,” ucap tokoh senior Hamas di bawah pemimpin umum Yahya Sinwar tersebut.
Meshaal (68) menegaskan, kelompok Hamas masih mampu melakukan penyergapan terhadap pasukan Israel.
Hamas sendiri dilaporkan telah menembakkan empat rudal ke Gaza pada Senin (7/10/2024) pagi, hari peringatan serangan Hamas ke Israel selatan yang memicu perang.
“Kami kehilangan sebagian amunisi dan senjata kami, tapi Hamas masih merekrut pemuda dan terus memproduksi sebagian besar amunisi dan senjatanya,” kata Meshaal, tanpa memberikan rincian rencananya.
Baca juga:
Meshaal tetap berpengaruh di Hamas karena ia telah memainkan peran penting dalam kepemimpinannya selama hampir tiga dekade, dan secara luas dipandang sebagai wajah diplomatiknya.
Komentarnya tampaknya dimaksudkan sebagai sinyal bahwa kelompok tersebut akan berjuang dengan segala kerugiannya.
“Secara keseluruhan saya akan mengatakan (Hamas) masih hidup dan mungkin akan kembali pada suatu saat di Gaza,” kata Joost R. Hiltermann, Direktur Program Timur Tengah dan Afrika Utara International Crisis Group.
Ia mengatakan, Israel belum menjabarkan rencana untuk Gaza ketika perang berakhir, dan hal ini dapat memungkinkan Hamas untuk membangun kembali kekuatannya meskipun mungkin tidak dengan kekuatan yang sama atau dalam bentuk yang sama.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak berkomentar kepada Reuters atas pernyataan Meshaal.
Meshaal mengatakan, ia tidak melihat adanya prospek perdamaian selama pemerintahan Netanyahu masih berkuasa.
“Selama pendudukan (Israel) masih ada, wilayah ini akan tetap menjadi bom waktu,” kata Meshaal.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.