优游国际

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Jika terpilih sebagai Presiden AS, Kamala Harris akan bertemu dengan Vladimir Putin jika Ukraina juga ada perwakilannya yang datang dalam perundingan damai.

Hal itu dikatakan Harris dalam program "60 Minutes" CBS yang disiarkan pada Senin (7/10/2024).

"Tidak secara bilateral tanpa Ukraina, tidak. Ukraina harus memiliki suara dalam masa depan Ukraina," kata Wakil Presiden AS Kamala Harris ketika ditanya apakah dia akan bertemu langsung dengan pemimpin Rusia itu untuk merundingkan akhir perang.

Baca juga: Ini Kritik Paus Fransiskus untuk Kamala Harris dan Donald Trump

Sebelumnya, Pemerintahan Presiden Joe Biden telah menolak perundingan apa pun dengan Putin.

Harris juga menegaskan kembali kritiknya terhadap kebijakan saingannya dari Partai Republik Donald Trump tentang Ukraina.

Ia menggambarkannya sebagai "penyerahan diri" terhadap invasi yang dilancarkan Moskwa yang dimulai sejak Februari 2022.

Trump sebelumnya mengkritik bantuan militer dan keuangan besar-besaran AS untuk Ukraina dan bersikeras bahwa dia dapat dengan cepat mencapai kesepakatan damai dengan Putin.

"Donald Trump, jika dia menjadi presiden, Putin akan duduk di Kyiv sekarang. Dia berbicara tentang, 'Oh, dia bisa mengakhirinya di hari pertama'. Anda tahu apa itu? Ini tentang menyerah," terang Harris, sebagaimana diberitakan AFP pada Selasa (8/10/2024).

Untuk itu, Ukriana khawatir kesepakatan semacam itu akan melibatkan penyerahan wilayah di Ukraina timur yang telah direbutnya sejak invasi kepada Rusia.

Baca juga: Tim Kamala Harris Bertemu Pemimpin Muslim AS yang Kecewa Dukungan Israel

Sementara itu Kamala Harris mengatakan dia akan menangani tawaran Ukraina untuk bergabung dengan aliansi militer NATO "jika dan ketika itu terjadi".