GAZA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas pada Sabtu (10/8/2024) mengatakan, sedikitnya 39.790 orang telah tewas akibat serangan Israel sejak Oktober 2023.
"Jumlah tersebut termasuk 91 kematian dalam 48 jam sebelumnya," ungkap Kementerian itu dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.
Kementerian Kesehatan di Gaza juga mencatat 92.002 orang terluka di Jalur Gaza akibat serangan Israel 10 bulan lalu.
Baca juga: Israel Serang Warga Gaza Saat Shalat Subuh, 100 Orang Tewas
Jumlah korban terbaru tampaknya tidak termasuk serangan Israel pada Sabtu pagi di sebuah sekolah yang menampung para pengungsi di Kota Gaza.
Menurut badan pertahanan sipil Gaza, serangan Israel saat warga Gaza shalat Subuh tersebut menewaskan 93 orang.
Sebelumnya, para pemimpin Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir pada Kamis (8/8/2024) menyerukan, agar Israel dan Hamas melanjutkan perundingan di Doha atau Kairo minggu depan guna mengatasi perbedaan pendapat mengenai kesepakatan gencatan senjata Gaza.
Dalam pernyataan bersama, ketiga mediator mengundang pihak-pihak yang bertikai untuk melanjutkan perundingan pada tanggal 15 Agustus untuk menutup semua kesenjangan yang tersisa dan memulai pelaksanaan kesepakatan tanpa penundaan lebih lanjut.
Surat yang ditandatangani oleh emir Qatar, presiden AS, dan presiden Mesir itu mengatakan, perjanjian kerangka kerja sekarang ada di atas meja, hanya rincian implementasinya yang tersisa untuk diselesaikan.
"Sebagai mediator, jika diperlukan, kami siap menyampaikan proposal penghubung akhir yang menyelesaikan masalah implementasi yang tersisa dengan cara yang memenuhi harapan semua pihak," kata mereka.
Baca juga: Korban Tewas Serangan Israel di Sekolah Gaza Bertambah Jadi 90 Orang
Qatar telah terlibat dalam negosiasi di balik layar selama berbulan-bulan, dengan dukungan dari Mesir dan Amerika Serikat, dalam upaya mencapai gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera.
Penghentian permusuhan yang prospektif berpusat di sekitar kesepakatan bertahap yang diawali dengan gencatan senjata awal.
Diskusi terkini difokuskan pada kerangka kerja yang digariskan oleh Presiden AS Joe Biden pada akhir Mei yang katanya telah diusulkan oleh Israel.
Disebutkan, perjanjian kerangka kerja terbaru didasarkan pada prinsip-prinsip yang sebelumnya digariskan oleh Biden.
"Sudah tiba saatnya untuk mengakhiri gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera dan tahanan. Tidak ada lagi waktu yang terbuang atau alasan dari pihak mana pun untuk menunda lebih lanjut," jelas mediator, dikutip dari Al Jazeera.
Pengumuman terbaru itu muncul setelah Hamas menunjuk Yahya Sinwar sebagai pemimpin barunya, yang memicu kekhawatiran bahwa negosiasi yang berliku-liku itu menjadi semakin sulit.
Baca juga: Serangan Israel ke 2 Sekolah di Kota Gaza, 18 Orang Tewas, 40 Lainnya Masih Hilang
Israel telah menuding Yahya Sinwar sebagai dalang serbuan Hamas terhadap Israel selatan pada 7 Oktober lalu.
Para pejabat AS telah mengatakan pada beberapa kesempatan dalam beberapa minggu terakhir, bahwa kesepakatan sudah dekat, sambil mendesak Israel dan Hamas untuk menerima proposal saat ini yang akan mengarah pada gencatan senjata awal selama enam minggu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.