ROMA, KOMPAS.com — Dalam pengumuman resmi Vatikan, Selasa (22/4/2025), Paus Fransiskus akan dimakamkan pada Sabtu (26/4/2025) pagi waktu setempat di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma, Italia.
Keputusan ini berbeda dari tradisi sebelumnya di mana para Paus biasanya dimakamkan di Basilika Santo Petrus.
Pemakaman di Basilika Santa Maria Maggiore menjadi keinginan pribadi Paus Fransiskus karena kecintaannya pada gereja tersebut.
Diketahui, Basilika Santa Maria Maggiore terletak di tengah kota Roma, sebuah lokasi yang kerap dipenuhi oleh kaum miskin, tunawisma, dan orang-orang terpinggirkan.
Basilika ini menyimpan relikui palungan Yesus, dan didedikasikan untuk Bunda Maria, sosok yang sangat dihormati oleh Paus Fransiskus sepanjang hidupnya.
Selama masa kepemimpinannya, Paus asal Argentina itu kerap mengunjungi basilika tersebut untuk berdoa secara pribadi.
Menurut Suster Moekti Gondosasmito OSU, biarawati asal Indonesia yang pernah tinggal enam tahun di Roma, pilihan Paus Fransiskus untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore menunjukkan semangat pelayanannya terhadap kaum tertindas.
"Bukan karena basilika ini besar, tapi karena lokasinya dekat dengan kaum miskin dan orang-orang yang tidak mempunyai rumah. Paus Fransiskus mau dimakamkan di sini karena ia ingin selalu berada di antara orang-orang miskin," kata Suster Moekti kepada 优游国际.com pada Rabu (23/4/2025).
Semasa hidupnya, Paus Fransiskus memang dikenal karena komitmennya membela kemanusiaan dan berpihak pada orang-orang yang lemah.
Ia sangat vokal dalam mengkritik ketimpangan sosial hingga konflik bersenjata secara global.
Paus Fransiskus juga dikenal dengan kesederhanaannya dalam memimpin Gereja Katolik.
Kesederhanaaanya itu tercermin dari keinginan pribadinya yang menolak tradisi penggunaan tiga lapis peti mati dan hanya meminta satu peti sederhana bertuliskan “Franciscus”.
Situasi Basilika Santa Maria Maggiore Saat Ini
Oleh karena akan dijadikan tempat pemakaman Paus Fransiskus, Basilika Santa Maria Maggiore saat ini sangat ramai oleh peziarah.
Salah seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di Vatikan, Elly Handoyo, menuturkan bahwa kondisi Basilika Santa Maria Maggiore dipenuhi oleh pengunjung.
Mereka datang untuk melakukan doa-doa, rosario, dan misa, yang dikhususkan untuk jiwa Paus.
Namun, ruangan pemakaman di basilika tersebut ditutup untuk umum karena sedang dipersiapkan untuk pemakaman pada Sabtu mendatang.
“Di tempat ini (di dalam Basilika Santa Maria Maggiore), yang masih ditutup, Paus akan dimakamkan,” ucap Elly.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump, serta pemimpin dari Italia, Perancis, Jerman, Inggris, Ukraina, Uni Eropa, dan Argentina juga telah mengonfirmasi kehadiran mereka pada pemakaman Paus tersebut.
Jenazah Paus Fransiskus disemayamkan di Basilika Santo Petrus
Sebelum dimakamkan, jenazah Paus Fransiskus telah dibawa dari Kapel Santa Marta, kediamannya selama menjabat, ke Basilika Santo Petrus untuk disemayamkan pada Rabu (23/4/2205).
Peti jenazah yang terbuka diarak oleh puluhan kardinal berjubah merah dan Garda Swiss.
Diiringi bunyi lonceng Santo Petrus, peti jenazah berada di pundak para pengusung jenazah dan dibawa perlahan menuju basilika.
Delapan Garda Swiss yang membawa tongkat berjalan di samping peti jenazah kayu saat melewati Lapangan Santo Petrus, yang dipenuhi oleh puluhan ribu pengunjung.
Para pendeta yang mengenakan pakaian paduan suara dan yang lainnya mengenakan jubah panjang membentuk prosesi panjang, beberapa dengan lilin di tangan mereka, sedangkan sekelompok biarawati mengikuti di belakang.
/global/read/2025/04/23/165935670/situasi-basilika-santa-maria-maggiore-jelang-pemakaman-paus-fransiskus