WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kebijakan tarif tinggi yang akan diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap kendaraan impor dan suku cadangnya mulai 3 April 2025 menuai kecaman keras dari berbagai negara.
Jerman sebagai salah satu eksportir mobil terbesar dunia menyerukan Uni Eropa untuk merespons secara tegas, sementara Jepang menyatakan akan mempertimbangkan semua opsi dalam menanggapi kebijakan ini.
Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, bahkan mengatakan bahwa hubungan lama antara negaranya dan Washington dalam aspek ekonomi, keamanan, serta militer sudah berakhir.
Para ahli memperingatkan bahwa kebijakan tarif mobil impor sebesar 25 persen ini akan meningkatkan biaya produksi kendaraan secara signifikan.
Produsen mobil asal Italia, Ferrari, bahkan telah merencanakan kenaikan harga hingga 10 persen untuk beberapa model yang dijual di AS mulai pekan depan.
Segera setelah kebijakan tarif ini diumumkan, pasar saham global langsung mengalami penurunan.
Saham produsen otomotif besar seperti Toyota, Hyundai, dan Mercedes anjlok, sementara indeks utama di Wall Street juga melemah, dengan saham General Motors dan Ford ikut terdampak.
Menteri Keuangan Perancis, Eric Lombard, menegaskan bahwa satu-satunya solusi bagi Uni Eropa terhadap kebijakan tersebut adalah menaikkan tarif terhadap produk AS sebagai respons.
Carney, yang sebelumnya menyebut kebijakan tarif ini sebagai serangan langsung terhadap pekerja Kanada, menggelar pertemuan darurat untuk membahas langkah-langkah perdagangan yang dapat diambil sebagai balasan.
Sementara itu, Trump mengeluarkan ancaman tambahan melalui media sosial, dengan menyatakan bahwa Kanada dan Uni Eropa bisa menghadapi tarif yang jauh lebih besar jika mereka bekerja sama untuk merugikan ekonomi AS.
Lonjakan Harga Kendaraan di Depan Mata
Menurut analis JPMorgan, kebijakan tersebut bisa menyebabkan lonjakan harga mobil di AS sebesar 4.000 dollar AS (sekitar Rp 66 juta) hingga 5.300 dollar AS (sekitar Rp 87 juta).
Presiden Asosiasi Produsen Kendaraan Kanada, Brian Kingston, menyatakan, kebijakan tersebut akan meningkatkan biaya produksi dan harga jual kendaraan, sekaligus membuat industri otomotif lebih sulit bersaing.
Oleh sebab itu, Dewan Kebijakan Otomotif, yang mewakili tiga produsen mobil terbesar di AS, memperingatkan bahwa tarif ini harus diterapkan tanpa menaikkan harga bagi konsumen serta tetap menjaga daya saing industri otomotif AS.
Trump Tuding Negara Lain Curang
Dari total impor, hampir 50 persen kendaraan berasal dari Meksiko dan Kanada. Jepang, Korea Selatan, dan Jerman juga merupakan pemasok utama.
Gedung Putih memperkirakan bahwa mobil buatan AS rata-rata hanya memiliki sekitar 40 persen komponen dalam negeri.
Penasihat perdagangan utama Trump, Peter Navarro, menuding negara-negara lain telah mengubah sektor manufaktur AS menjadi sekadar tempat perakitan berupah rendah untuk suku cadang asing.
Ia secara khusus menuduh Jerman dan Jepang karena mempertahankan produksi suku cadang bernilai tinggi di dalam negeri, sementara AS hanya kebagian pekerjaan perakitan.
karenanya, Presiden ke-47 AS itu mengeluarkan kebijakan ini dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan pemerintah dan menghidupkan kembali industri manufaktur AS.
Namun, langkah tersebut diprediksi akan memiliki dampak buruk terhadap mitra dagang utama AS, menurut Wendy Cutler, Wakil Presiden Asia Society Policy Institute.
Selain industri otomotif, Trump juga mempertimbangkan penerapan tarif pada sektor lain, termasuk farmasi, semikonduktor, dan kayu.
/global/read/2025/03/28/080000070/kebijakan-tarif-trump-picu-kecaman-global-harga-mobil-diprediksi-naik