PARIS, KOMPAS.com – Ketua Konferensi para Imam di Perancis Hassen Chalghoumi mengatakan bahwa guru sejarah yang dipenggal kepalanya karena menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelas adalah seorang pejuang kebebasan berbicara.
Hal itu diungkapkan Imam masjid di Drancy, pinggiran Paris, tersebut pada Senin (19/20/2020) sebagaimana dilansir dari Reuters.
Chalghoumi juga meminta masjid-masjid di Perancis untuk berdoa bagi guru bernama Samuel Paty tersebut.
Dia juga memperingatkan akan adanya bahaya ekstremisme dan meminta orang tua untuk tidak memupuk kebencian terhadap Perancis.
Chalghoumi turut meletakkan bunga di luar sekolah pinggiran kota Conflans-Sainte-Honorine di mana guru tersebur dibunuh oleh seorang tersangka berusia 18 tahun asal Chechnya.
Ditemani oleh para pemimpin Muslim lainnya, dia mengatakan kepada wartawan bahwa sudah waktunya bagi komunitas Muslim untuk bangun melawan bahaya esktremisme.
“(Guru tersebut) adalah seorang pejuang kebebasan berekspresi, dan orang bijak yang telah mengajarkan toleransi, peradaban, dan rasa hormat kepada orang lain,” kata Chalghoumi.
Sebagai Ketua Konferensi Imam Perancis, dia secara teratur menyerukan toleransi antar-agama.
Dia mengatakan otoritas Muslim harus melihat tragedi pemenggalan terhadap guru tersebut sebagai seruan untuk bertindak.
“Pemimpin masjid, imam, orang tua, kelompok masyarakat sipil, bangunlah, masa depan Anda dipertaruhkan,” kata Chalghoumi.
Dia mengatakan ekstremisme di Prancis terorganisir dengan baik dan tahu bagaimana menggunakan sistem hukum dan seberapa jauh mereka bisa melangkah.
“Kita semua memiliki hak di Perancis, seperti orang lain. Orang tua harus memberi tahu anak-anaknya tentang kebaikan yang ada di republik ini,” sambung dia.
/global/read/2020/10/20/093304170/ketua-konferensi-imam-perancis-sebut-guru-yang-dipenggal-adalah-pejuang