优游国际

Baca berita tanpa iklan.

5 Perbedaan Makan Siang Sekolah di Jepang dan Indonesia, Ada Biaya

优游国际.com - 14/02/2025, 12:31 WIB
Krisda Tiofani,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jepang termasuk negara yang paling awal menyediakan makan siang di Sekolah bernama kyushoku.

Pakar gizi dari Department of Nutrition and Life Science Kanagawa Institute of Technology, sekaligus praktisi yang menghadiri kyushoku di Jepang, Naomi Aiba, menuturkan bahwa makan siang di Jepang dimulai pertama kali pada 1889.

"Pada saat itu, yang disediakan dalam makan siang sekolah di Jepang adalah nasi, ikan, dan sedikit acar sayuran," ujar Naomi dalam seminar Yakult bertajuk "Shokuiku: Nutrisi dan Edukasi", Kamis (13/2/2025).

Baca juga: Wacana Serangga Jadi Lauk Makan Bergizi Gratis, Masyarakat Jangan Salah Paham

Dalam perjalanannya, Jepang mengalami beberapa kali perubahan menu makan siang di sekolah, termasuk saat mengubah variasi hidangan ke arah negara Barat, yakni roti pada 1975.

"Seiring berjalannya waktu, variasi bahan makanan juga semakin bertambah dan kemudian makanan pokok hidangan, lauk pauk, berbagai makanan Jepang saat ini menjadi fokus utama," ungkap Naomi.

Lebih lengkap, simak perbedaan makan siang sekolah di Jepang dan Indonesia berikut ini.

1. Teori pendidikan makan bergizi

Pemerintah dan sekolah di Jepang menyiapkan pengetahuan makan bergizi secara rinci, dari pentingnya asupan nutrisi hingga pencegahan sampah makanan.

Pengetahuan tentang gizi makanan ini juga dikemas dengan cara menarik bagi anak-anak sekolah.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sekolah melalui guru, menyiapkan ilustrasi gambar dan suara soal gizi makanan untuk menarik perhatian para siswa.

"Pendidikan mengenai gizi makanan diberikan oleh sekitar dua hingga tiga menit sebelum waktu makan," ujar Naomi.

Baca juga: Resep Capcay, Lauk Makan Bergizi Gratis di SD Negeri Depok

Sementara di Indonesia, pemberian makan bergizi gratis (MBG) belum diiringi dengan pendidikan teori yang kuat.

2. Undang-undang (UU) makan bergizi 

Sudah dimulai sejak 1889, Jepang juga menyiapkan UU dasar pendidikan pangan pada 2005, menjadi patokan bahan pengajaran dan revisi menu makan siang sekolah di Jepang.

UU tersebut mencantumkan tujuh tujuan mengapa makan siang sekolah penting dilakukan.

"Jadi, asupan gizi tidak hanya penting untuk meningkatkan kesehatan anak sekolah, tetapi juga untuk membantu memperoleh kebiasaan makan sehat, mengembangkan rasa syukur, dan memahami budaya makan," jelas Naomi.

Baca juga: 5 Alasan Ikan Sarden Cocok untuk Program Makan Bergizi Gratis  

Sementara di Indonesia, belum ada UU resmi yang mengatur kepastian program MBG pada masa mendatang.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan.

Terpopuler

1
2
3
4
5
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau