JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto menyatakan, kasus pemerkosaan anak pasien yang dilakukan dokter residen Universitas Padjadjaran (Unpad) bernama Priguna Anugerah Pratama mencederai rasa keadilan dan martabat manusia.
Selain itu, kasus pemerkosaan oleh Priguna merusak kepercayaan publik terhadap institusi pendidikan kedokteran dan rumah sakit sebagai tempat belajar.
"Peristiwa ini tentu mencederai rasa keadilan, martabat kemanusiaan, dan kepercayaan publik terhadap institusi pendidikan kedokteran serta rumah sakit sebagai tempat belajar dan memberikan pelayanan," kata Brian dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta secara daring, Senin (21/4/2025).
Brian menegaskan, segala bentuk kekerasan seksual di ruang pendidikan dan pelayanan kesehatan harus harus ditindak tegas tanpa toleransi baik secara akademik, administratif, dan hukum. Ia menekankan, kasus ini tidak boleh dipandang sebagai peristiwa yang hanya dilakukan satu oknum.
"Kita tidak boleh memandang kasus ini sebagai peristiwa individual semata. Kasus ini sebagai alarm atas perlunya evaluasi dalam sistem pendidikan profesi kedokteran kita," tambah Brian.
Brian mengapresiasi langkah cepat Universitas Padjadjaran telah menonaktifkan Priguna dari seluruh kegiatan pendidikan dan klinik dalam waktu 24 jam sejak kasusnya dilaporkan. Selain itu, Rektor Unpad juga telah mengeluarkan Priguna dari studi secara permanen.
"Pelaku langsung dinonaktifkan dari seluruh kegiatan akademik maupun klinik, investigasi internal juga dilakukan dan pelaku sudah mengakui perbuatannya," ujar Brian.
Baca juga: Unpad Berhentikan Mahasiswa PPDS FK Unpad karena Terlibat Kasus Pemerkosaan
Brian mengingatkan kasus kekerasan seksual di dunia pendidikan oleh sudah beberapa kali terjadi. Menurutnya, kasus kekerasan seksual ini merupakan ujian sistem pendidikan profesi kedokteran untuk semua pihak baik dari pemerintah maupun institusi pendidikan.
"Kami dari kemdiktisaintek bersama Kemenkes dan institusi lainnya, kita akan bekerja tanpa ada kompromi. Dunia pendidikan harus bersih dari kekerasan," tambah Brian.
Ia pun menyerukan kepada pimpinan perguruan tinggi yang memiliki fakultas kedokteran, rumah sakit pendidikan, pendidikan klinik, dan masyarakat untuk bersama-sama membenahi sistem pendidikan profesi kedokteran.
"Menjadikan ruang pendidikan termasuk sistem di rumah sakit sebagai tempat yang aman dan bermartabat," tambah Brian.
Sebelumnya, Sebelumnya, lini masa media sosial X ramai membahas tindak kekerasan seksual yang dilakukan oleh dokter anestesi Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS Universitas Padjadjaran (Unpad) di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jawa Barat.
Kasus dugaan kekerasan seksual ini diunggah salah satunya oleh akun @txtdari**** yang membagikan tangkapan layar pesan WhatsApp kepada seorang dokter.
Baca juga: Pendaftaran SMUP Unpad 2025 Dibuka, Ada Jalur Nilai UTBK dan Rapor
Pesan tersebut berisi laporan dugaan tindak kekerasan seksual yang dilakukan dua dokter residen di RSHS kepada keluarga pasien.
"Selamat malam dok. Maaf mengganggu. Dok, saya dapat informasi ada 2 residen anestesi Unpad melakukan pemerkosaan ke penunggu pasien (menggunakan obat bius, ada bukti CCTV lengkap)....," bunyi pesan dalam tangkapan layar tersebut, Selasa (7/4/2025).
Adapun korban merupakan salah satu keluarga pasien di RSHS. Aksi itu dilakukan dengan modus pemeriksaan darah. Peristiwa ini terjadi pada pertengahan Maret 2025 di salah satu ruangan lantai 7 gedung RSHS.
Korban saat itu sedang menjaga ayahnya yang dirawat dan membutuhkan transfusi darah.
Pelaku, yang diketahui merupakan mahasiswa semester dua PPDS, mendekati korban dengan dalih melakukan pemeriksaan crossmatch, yaitu kecocokan golongan darah untuk keperluan transfusi.
Dalam proses tersebut, PAP menyuntikkan cairan yang diduga mengandung obat bius jenis Midazolam hingga korban tak sadarkan diri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.