优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Pembantaian Orang-orang yang Dituduh Komunis pada 1965-1966...

优游国际.com - 01/10/2024, 10:01 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Puluhan tahun telah berlalu dan pembantaian massal yang terjadi setelah peristiwa Gerakan 30 September (G30S) pada 1965 masih diselimuti misteri.

Sampai saat ini, jumlah orang yang dibunuh pada 1965-1966 karena dituding sebagai anggota atau simpatisan PKI masih belum jelas.

Sejarawan John Roosa dalam bukunya Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto (2006), memaparkan perkiraan jumlah korban pembantaian massal pasca-G30S dari penyelidikan beberapa wartawan Barat.

Misalnya, Stanley Karnow dari Washington Post, setelah melalui perjalanan selama dua pekan di seluruh Jawa dan Bali, memperkirakan setengah juta atau 500.000 orang telah mati dibunuh.

Sementara itu, Seth King dari New York Times, pada Mei 1996, mengajukan perkiraan moderat, yaitu sebanyak 300.000 korban tewas.

Sedangkan, Seymour Topping yang merupakan rekan Seth King di New York Times, melakukan penyelidikan beberapa bulan kemudian dan menyimpulkan bahwa jumlah korban mati seluruhnya bahkan dapat lebih dari 500.000 orang.

Menurut ketiga koresponden asing tersebut, personel militer dan milisi sipil antikomunis terlibat dalam pembunuhan yang dilakukan secara sistematis.

Pada malam hari, tentara menggerebek rumah-rumah, menggiring orang-orang yang dicurigai sebagai simpatisan PKI ke atas truk, dan membawa mereka ke luar kota sebelum fajar.

King mendengar cerita dari seseorang yang kebetulan menumpang sebuah truk tentara bahwa kira-kira 5.000 orang dari Jakarta yang diambil dari rumah mereka masing-masing dibawa ke sebuah penjara di pinggir kota, dan di sana mereka mati perlahan-lahan karena kelaparan.

Sementara itu, Karnow menggambarkan pembunuhan besar-besaran di Salatiga, Jawa Tengah, yang dilaksanakkan secara terorganisasi oleh militer dan perangkat desa.

Ia menyebutkan, rombongan truk yang masing-masing berisi enam puluh tawanan menuju suatu kawasan tandus di Desa Djelok.

Para petani di daerah tersebut sudah diperintahkan lurah untuk menggali sebuah lubang besar satu hari sebelumnya.

Para tawanan dibariskan berdiri di bibir lubang, lalu ditembaki dalam beberapa menit. Beberapa dari mereka barangkali dikubur hidup-hidup, kata Karnow.

Topping juga menyimpulkan, militer melakukan pembunuhan secara kilat terhadap rakyat di Jawa Tengah, tetapi polanya berbeda dengan yang terjadi di Jawa Timur dan Bali.

Di dua daerah terakhir, militer biasanya menghasut penduduk sipil untuk melakukan pembunuhan, ketimbang memerintahkan personel mereka sendiri melakukan tugas kotor itu.

Halaman:


Terkini Lainnya

[HOAKS] Citra Kirana Meninggal Setelah Melahirkan pada 21 April 2025

[HOAKS] Citra Kirana Meninggal Setelah Melahirkan pada 21 April 2025

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Tautan untuk Daftar Relawan Makan Bergizi Gratis, Awas Penipuan!

INFOGRAFIK: Hoaks Tautan untuk Daftar Relawan Makan Bergizi Gratis, Awas Penipuan!

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Soeharto Bicara soal Ijazah Palsu Merupakan Manipulasi AI

[KLARIFIKASI] Soeharto Bicara soal Ijazah Palsu Merupakan Manipulasi AI

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konteks Keliru, Video Pernyataan Ma'ruf Amin Terkait Ahok pada 2019

[KLARIFIKASI] Konteks Keliru, Video Pernyataan Ma'ruf Amin Terkait Ahok pada 2019

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bantuan Dana Rp 150 Juta untuk Pekerja Migran Indonesia

[HOAKS] Bantuan Dana Rp 150 Juta untuk Pekerja Migran Indonesia

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Gaji PNS 2025 Naik 16 Persen, BKN Belum Bahas

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Gaji PNS 2025 Naik 16 Persen, BKN Belum Bahas

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Menag Sebut Uang Zakat dan Infak Digunakan untuk Bangun Masjid di IKN

INFOGRAFIK: Hoaks Menag Sebut Uang Zakat dan Infak Digunakan untuk Bangun Masjid di IKN

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Roy Surya Ditahan Polisi Terjadi 2022, Bukan 2025

[KLARIFIKASI] Video Roy Surya Ditahan Polisi Terjadi 2022, Bukan 2025

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Tautan untuk Dapat Kompensasi Pertamax Oplosan Rp 1,5 Juta dari Pertamina

[HOAKS] Tautan untuk Dapat Kompensasi Pertamax Oplosan Rp 1,5 Juta dari Pertamina

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Penangkapan Pelaku Penjual Ginjal oleh Polisi Kamboja dan TNI

[HOAKS] Penangkapan Pelaku Penjual Ginjal oleh Polisi Kamboja dan TNI

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Kemenangan Timnas Korut atas Indonesia di Piala Asia U-17 Dibatalkan

[HOAKS] Kemenangan Timnas Korut atas Indonesia di Piala Asia U-17 Dibatalkan

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Inul Daratista Meninggal | Jet Rusia Tiba di Biak

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Inul Daratista Meninggal | Jet Rusia Tiba di Biak

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Waspada Hoaks E-Toll Gratis Senilai Rp 500.000 dari Jasa Marga

INFOGRAFIK: Waspada Hoaks E-Toll Gratis Senilai Rp 500.000 dari Jasa Marga

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Akun Facebook Tawarkan Undian Berhadiah dari Bank NTB Syariah

[HOAKS] Akun Facebook Tawarkan Undian Berhadiah dari Bank NTB Syariah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Kapal Karam Sebabkan Kendaraan dan Penumpang yang Dibawa Tenggelam

[HOAKS] Kapal Karam Sebabkan Kendaraan dan Penumpang yang Dibawa Tenggelam

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau