KOMPAS.com - Pelatihan guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berperan penting dalam menciptakan lulusan siap kerja.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Tatang Muttaqin mengatakan, idealnya guru SMK memperoleh pelatihan dua tahun sekali atau minimal satu tahun sekali.
Tujuannya adalah meningkatkan kemampuan bidang keahliannya.
"Perkembangan keterampilan sangat cepat sehingga profesionalisme dan kecepatan beradaptasi guru menjadi kunci utama untuk mengantarkan para lulusan SMK dapat meningkatkan 'kebekerjaannya' ataupun bahkan menjadi wirausaha yang membuka lapangan baru," kata dia dikutip dari laman .
Baca juga: Untung Rugi Kembalinya Penjurusan IPA, IPS, Bahasa di SMA
Menurutnya, pelatihan guru SMK merupakan hal yang sangat mendasar, sehingga harus dipersiapkan sedini mungkin. Apalagi, jumlah SMK di Indonesia mencapai 14.400 sekolah.
Selaras dengan Kemendikdasmen, PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG) juga menawarkan program pelatihan guru SMK secara gratis. Program tersebut diberikan melalui kegiatan CSR pendidikan bertajuk Kurikulum Unggulan.
Melalui Kurikulum Unggulan, sebanyak 50 guru SMK mendapat program pelatihan tentang fiber optik dan FTTH.
Program ini melibatkan tenaga ahli dari internal perusahaan PT TBIG.
Baca juga: Penjurusan IPA, IPS, Bahasa di SMA Kembali, Pengamat: Gak Ada Masalah
Guru SMKS 11 Maret Cikarang Barat Andika Prawira merupakan salah satu penerima manfaat pelatihan guru SMK yang digelar oleh PT TBIG. Dia berbagi pengalaman selama mengikuti program Kurikulum Unggulan tersebut.
Menurutnya, pelatihan yang diberikan berupa Focus Group Discussion (FGD) terkait materi fiber optik di SMK tempatnya mengajar.
Melalui pelatihan itu, guru-guru di SMKS 11 Maret Cikarang Barat mengetahui sejauh mana materi yang harus disampaikan di sekolah agar relevan dengan kebutuhan lapangan kerja.
Dari hasil diskusi tersebut, SMKS 11 Maret Cikarang Barat dapat merancang ulang kurikulum nasional yang selaras dengan kebutuhan kerja untuk menciptakan lulusan siap kerja.
Andika mengatakan, sejauh ini Kemendikdasmen mengizinkan SMK untuk mendesain ulang atau menggabungkan kurikulum nasional dengan kebutuhan dunia kerja.
Baca juga: Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA Bakal Dihidupkan Kembali, Apa Alasannya?
"SMKS 11 Maret melakukan penyatuan dari kurikulum fiber optik yang didapatkan dari TBIG ke dalam kurikulum dan kami perkuat di dalam kurikulum sekolah kami agar siswa siap kerja saat lulus nanti," terang dia, saat dihubungi 优游国际.com, Jumat (18/4/2025).
Andika mengaku menerima banyak bermanfaat dari program pelatihan yang diinisiasi oleh PT TBIG, termasuk terbukanya wawasan guru-guru SMKS 11 Maret Cikarang Barat terkait penggunaan kurikulum.