KOMPAS.com - Air kelapa muda memiliki rasa yang manis dan menyegarkan serta bisa menghidrasi tubuh, terutama setelah berpuasa seharian.
Dilansir dari South First, air kelapa kaya akan kalium dan merupakan elektrolit utama yang bisa membantu mengatur keseimbangan cairan, sinyal saraf, dan kontraksi otot.
Setiap satu cangkir atau sekitar 240 ml mengandung 600 mg kalium, jauh lebih tinggi daripada minuman alami lainnya.
Ahli nefrologi Rumah Sakit Trustwell di Bengaluru, India, Aravind Canchi mengungkapkan, minuman tropis ini juga memiliki beragam nutrisi.
"Mengandung 95 persen air, kalium yang tinggi, dan sejumlah kecil natrium, magnesium, dan kalsium, sehingga menjadi pilihan yang lebih baik daripada minuman energi bergula," ujarnya.
Namun, kebanyakan minum air kelapa muda justru tidak disarankan dan bisa berbahaya karena kadar kalium bisa naik dalam waktu singkat.
Lantas, berapa batas minum air kelapa muda per hari?
Baca juga: Kandungan Gizi dan Penyakit yang Bisa Diobati Saat Minum Air Kelapa Muda
Canchi mengatakan, air kelapa muda sebaiknya tidak diminum secara berlebihan dan maksimal adalah satu atau dua gelas per hari.
Menurutnya, sebagian orang menganggap air kelapa muda aman dikonsumsi dalam jumlah banyak karena menawarkan beragam manfaat.
Manfaat air kelapa muda yang dimaksud seperti mencegah penyakit, mengontrol gula darah, hingga menurunkan kolesterol. Padahal, hal ini belum sepenuhnya valid dan berpengaruh secara signifikan.
"Ada banyak informasi yang salah bahwa air kelapa muda bersifat antivirus, dapat mengatur kadar glukosa darah, menurunkan kolesterol, dan lainnya. Tetapi tidak satu pun dari hal ini telah terbukti dalam penelitian," paparnya.
Sementara, ahli saraf di Rumah Sakit Apollo, Hyderabad, India Sudhir Kumar mengungkapkan, batas minum air kelapa per hari adalah 500 ml.
Jumlah tersebut umumnya aman bagi orang dewasa yang sehat tanpa memiliki riwayat penyakit.
"Air kelapa adalah minuman yang menyegarkan dan aman, tetapi seperti banyak hal lainnya, tidak boleh diminum berlebihan karena kaya kalium," tuturnya.
Kadar kalium yang terlalu tinggi, lanjut Kumar, justru bisa menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dan mengganggu irama jantung.