KOMPAS.com - Video klarifikasi yang menyatakan hujan jeli di Desa Leyao, Kecamatan Tomilito, Gorontalo Utara pada Sabtu (15/2/2025) sebenarnya berasal dari mainan anak-anak, beredar di media sosial.
Video itu diunggah oleh pengguna akun Facebook Santi Mala**** pada Minggu (16/2/2025) dini hari.
Dalam video tersebut, tampak dua perempuan yang menjelaskan terkait asal usul hujan jeli yang terjadi di desanya.
"Kami ingin mengklarifikasi tentang kekeliruan hujan jeli yang terjadi di Desa Leyao, Kecamatan Tomilito, Gorontalo Utara. Kami minta maaf atas live yang semalam karena sudah membuat gaduh di seluruh wilayah. Kami tidak bermaksud untuk menyebarkan berita hoaks," kata mereka dalam video tersebut.
"Awalnya kami juga kaget beberapa saat setelah turun hujan tiba-tiba muncul jeli-jeli. Setelah kami telusuri secara detail ternyata itu hanya permainan anak-anak yang berbentuk serbuk dan kalau terkena air menjadi jeli-jeli atau agar-agar," tambahnya.
Menurut kerangan video, kedua perempuan tersebut telah mengonfirmasi kepemilikan mainan jeli tersebut kepada anak-anak yang bersangkutan.
"Anak-anak itu bermain serbuk jeli di siang hari sebelum turun hujan, dan kejadian (hujan jeli) pada malam hari. Beberapa saat setelah hujan turun, serbuk-serbuk permainan anak-anak itu menjadi jeli-jeli. Maka dari itu kami warga Desa Leyao mengira bahwa yang terjadi hujan jeli dan ternyata bukan. Maka dari itu saya memohon maaf sebesar-besarnya untuk video yang tersebar sebelumnya," sambungnya.
Baca juga: 3 Kemungkinan Penyebab Hujan Jeli di Gorontalo Menurut BMKG
Saat dimintai tanggapan soal adanya video klarifikasi yang menyebut hujan jeli berasal dari mainan anak-anak, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Djalaluddin Gorontalo, Cucu Kusmayancu, menyebut sedari awal pihaknya memang tidak membenarkan adanya fenomena hujan jeli tersebut.
"Video yang beredar soal hujan jeli juga kami sempat pertanyakan keakurasiannya karena sumber dan beritanya tidak cukup jelas. BMKG tidak membenarkan, kami hanya menjelaskan proses atau kondensasi atau proses terjadinya hujan," ungkapnya saat dihubungi 优游国际.com pada Senin (17/2/2025).
Menurut Cucu, hujan jeli bisa saja terjadi. Meski demikian, pihaknya belum pernah menemui kasus hujan jeli yang terjadi di Indonesia.
"Hujan apa pun bisa terjadi, apakah itu akibat badai siklon atau fenomena lainnya. Terkait hujan jeli kami belum yang pernah mengalami kejadian," ucapnya.
Cucu menambahkan, jika berbicara mengenai proses terjadinya hujan, fenomena tersebut bisa disebabkan karena proses biologis, meteorologi, dan pencemaran atau limbah.
Meski begitu, fenomena hujan yang diakibatkan oleh limbah masih diperlukan kajian dan penelitian lebih lanjut.
Saat disinggung apakah BMKG akan melakukan penyelidikan lebih lanjut soal hujan jeli di Gorontalo setelah muncul video klarifikasi, Cucu merasa sudah tidak ada lagi yang perlu dipersoalkan.
"Untuk sementara kami anggap tidak ada permasalahan dan kami abaikan. Masih banyak fenomena yang lebih serius ditangani," tuturnya.
Baca juga: Penjelasan BMKG soal Fenomena Hujan Jeli di Gorontalo Utara