优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Roket China Pecah Setelah Peluncuran Megakonstelasi, Ciptakan Awan Sampah di Antariksa

优游国际.com - 15/08/2024, 21:15 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu roket Long March 6A milik China dilaporkan pecah pada orbit rendah Bumi.

Pecahan roket tersebut kemudian menciptakan awan puing-puing yang terdiri dari ratusan bagian, menurut beberapa entitas pelacak puing-puing antariksa.

Roket Long March 6A diluncurkan dari Pusat Peluncuran Satelit Taiyuan, China pada Selasa (6/8/2024) untuk mengantarkan 18 satelit G60 ke orbit, yang dapat menampung hingga 14.000 pesawat ruang angkasa.

Ini merupakan peluncuran pertama bagi konstelasi "Thousand Sails" milik kelompok Teknologi Satelit Shanghai Spacecom, dikutip dari Live Science, Kamis (15/8/2024).

Roket Long March 6A berhasil mengantarkan satelit ke orbit rendah Bumi pada ketinggian sekitar 500 mil (800 kilometer). Namun, tak lama kemudian, roket itu pecah.

Baca juga: Puluhan Satelit Starlink Terbakar dan Berjatuhan ke Bumi, Apa Penyebabnya?

Tidak ada ancaman langsung 

Komando Antariksa Amerika Serikat (Usspacecom) mengonfirmasi kerusakan roket tersebut pada Kamis (8/8/2024). 

Meski demikian, mereka mengungkapkan bahwa tidak ada ancaman langsung akibat pecahnya roket Long March 6A.

"Usspacecom dapat mengonfirmasi pecahnya roket Long March 6A yang diluncurkan pada 6 Agustus 2024, yang mengakibatkan lebih dari 300 serpihan yang dapat dilacak di orbit Bumi rendah," kata organisasi tersebut dalam sebuah pernyataan.

“Usspacecom tidak melihat adanya ancaman langsung dan terus melakukan penilaian konjungsi rutin untuk mendukung keamanan dan keberlanjutan domain ruang angkasa,” tambahnya.

Baca juga: Gambar Satelit NASA Memperlihatkan Kota di Pantai Timur AS Makin Tenggelam, Salah Satunya New York

Mereka terus melacak puing-puing tersebut dan memberikan informasi kepada NASA.

Kini, data radar dari organisasi pelacakan LeoLabs telah mengonfirmasi bahwa peristiwa tersebut menghasilkan setidaknya 700 serpihan puing dan kemungkinan lebih dari 900.

“Peristiwa seperti ini menyoroti pentingnya kepatuhan terhadap pedoman mitigasi sampah antariksa yang ada untuk mengurangi penciptaan sampah antariksa baru," kata wakil presiden strategi dan kebijakan di Slingshot, Audrey Schaffer, dikutip dari CNN (9/8/2024).

"Itu juga menggarisbawahi perlunya kemampuan kesadaran domain antariksa yang kuat untuk secara cepat mendeteksi, melacak, dan membuat katalog obyek-obyek antariksa yang baru diluncurkan agar bisa disaring untuk kemungkinan terjadinya konjungsi,” tambahnya.

Baca juga: Satelit NASA Pamerkan Potret Pulau Paling Terpencil di Dunia, Ada di Mana?

Risiko puing-puing luar angkasa di masa depan

Slingshot meyakini, roket tersebut pecah pada ketinggian 503 mil (810 kilometer) di atas permukaan Bumi.

Selain itu, puing-puing tersebut juga diperkirakan dapat menimbulkan “bahaya yang signifikan terhadap konstelasi (orbit rendah Bumi)” di bawah ketinggian 497 mil (800 kilometer).

Halaman:


Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Olahraga Penurun Asam Urat |聽Dampak Gempa Megathrust Intai Jakarta

[POPULER TREN] Olahraga Penurun Asam Urat |聽Dampak Gempa Megathrust Intai Jakarta

Tren
Pasukan Nyamuk Serang Penumpang Pesawat IndiGo Saat di Angkasa

Pasukan Nyamuk Serang Penumpang Pesawat IndiGo Saat di Angkasa

Tren
Seperti Apa Fitur Whatsapp Terbaru 'Advanced Chat Privacy' untuk Lindungi Percakapan Sensitif?

Seperti Apa Fitur Whatsapp Terbaru "Advanced Chat Privacy" untuk Lindungi Percakapan Sensitif?

Tren
Indonesia Kirim Wakil untuk Ikuti Konklaf Pemilihan Paus, Siapa Dia?

Indonesia Kirim Wakil untuk Ikuti Konklaf Pemilihan Paus, Siapa Dia?

Tren
Kebiasaan Mager Bisa Meningkatkan Risiko Kematian Dini, Ini Penjelasan Dokter

Kebiasaan Mager Bisa Meningkatkan Risiko Kematian Dini, Ini Penjelasan Dokter

Tren
Paus Fransiskus Dimakamkan Hari Ini, Kapan Vatikan Gelar Konklaf?

Paus Fransiskus Dimakamkan Hari Ini, Kapan Vatikan Gelar Konklaf?

Tren
Ramai soal Uang Indonesia 3.1, Apakah Alat Pembayaran yang Sah? Ini Kata Peruri

Ramai soal Uang Indonesia 3.1, Apakah Alat Pembayaran yang Sah? Ini Kata Peruri

Tren
Alasan Paus Fransiskus Pilih Basilika Santa Maria Maggiore sebagai Peristirahatan Terakhirnya

Alasan Paus Fransiskus Pilih Basilika Santa Maria Maggiore sebagai Peristirahatan Terakhirnya

Tren
Daftar Seafood yang Tetap Bisa Dikonsumsi Penderita Hipertensi

Daftar Seafood yang Tetap Bisa Dikonsumsi Penderita Hipertensi

Tren
Setelah Cekcok Panas, Trump dan Zelensky Gelar Pertemuan di Roma Jelang Pemakaman Paus Fransiskus

Setelah Cekcok Panas, Trump dan Zelensky Gelar Pertemuan di Roma Jelang Pemakaman Paus Fransiskus

Tren
Trump Hadir di Pemakaman Paus Fransiskus, Duduk di Barisan Paling Depan

Trump Hadir di Pemakaman Paus Fransiskus, Duduk di Barisan Paling Depan

Tren
Doa Terakhir dari Para Kardinal untuk Paus Fransiskus

Doa Terakhir dari Para Kardinal untuk Paus Fransiskus

Tren
Ilmuwan Temukan Fakta tentang Mind-Blanking, Ketika Pikiran Mandek Sesaat

Ilmuwan Temukan Fakta tentang Mind-Blanking, Ketika Pikiran Mandek Sesaat

Tren
Gempa Berkekuatan M 6,1 Guncang Ekuador, 710 Orang Terdampak

Gempa Berkekuatan M 6,1 Guncang Ekuador, 710 Orang Terdampak

Tren
Benarkah Minum Teh Setelah Makan Buruk bagi Kesehatan? Ini Penjelasan Dokter

Benarkah Minum Teh Setelah Makan Buruk bagi Kesehatan? Ini Penjelasan Dokter

Tren
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau