优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Ramai soal Garis Putih Memanjang di Langit Yogyakarta, Apa Itu?

优游国际.com - 15/08/2024, 19:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan warganet yang memperlihatkan garis putih memanjang di langit Yogyakarta, viral di media sosial.

Video tersebut diunggah oleh akun media sosial X (Twitter) @mer*** pada Kamis (15/8/2024).

"Apakah ada yang lihat asap memanjang di langit pagi ini ?" tulis pengunggah.

Hingga Kamis (15/8/2024), unggahan tersebut sudah dilihat sebanyak 21.000 kali dan mendapatkan lebih dari 60 komentar dari warganet.

Lantas, apa sebenarnya garis putih yang memanjang di langit tersebut?

Baca juga: Kemenhub Usul Pajak Tiket Pesawat Dihapus, Efektif Menurunkan Harga Tiket?


Jejak pesawat

Astronom amatir Indonesia Marufin Sudibyo mengatakan, garis putih yang memanjang dalam unggahan video tersebut adalah jejak Pesawat Airbus A320 Citilink rute Balikpapan-Yogyakarta.

Garis putih tersebut terbentuk ketika pesawat sedang melakukan fase pendekatan dengan melintasi langit Yogyakarta pada ketinggian awal 7.000 meter di atas permukaan laut (mdpl).

"Itu Pesawat Airbus A320 Citilink yang sedang fase pendekatan dengan lewat di atas Kota Yogyakarta pada ketinggian awal 7.000 mdpl sebelum memutar ke selatan di atas Purworejo untuk mendarat di Bandar Udara Internasional New Yogyakarta," ujarnya kepada 优游国际.com, Kamis.

Menurutnya, garis putih yang tampak memanjang seperti ekor tersebut adalah jakon (jejak kondensasi) atau contrail.

Jakon atau contrail adalah fenomena saat mesin turbojet atau turbofan bekerja pada ketinggian mencukupi, yakni lebih dari 3.000 mdpl.

Baca juga: Mengapa Pesawat Takut Terbang di Atas Tibet?

Tercipta akibat gas buangan

Fenomena ini membuat pesawat terbang seolah mengeluarkan berkas putih seperti asap dari mesinnya dan membentuk garis lintasan atau jejak di belakang pesawat terbang yang terlihat dari permukaan Bumi.

Ia menyampaikan, jakon adalah fenomena alam biasa sebagai akibat proses kimia-fisika antara gas buang yang keluar dari mesin pesawat dengan suhu udara di sekitarnya.

"Gas buang dari pesawat tersebut menciptakan zona bertekanan rendah di sepanjang lintasan pesawat. Zona itu menyebabkan kondensasi di sekelilingnya, di mana uap air berubah ke (titik-titik) air," jelas Marufin.

Sementara itu, dikutip dari AI Magazine (10/8/2023), jejak kondensasi bertanggung jawab atas sekitar 35 persen dampak lingkungan dari penerbangan.

Pada siang hari, jejak kondensasi tak hanya memantulkan sinar matahari kembali ke atmosfer, tetapi juga memerangkap panas.

Sementara pada malam hari, jejak kondensasi secara eksklusif memerangkap panas, yang berarti memiliki dampak pemanasan yang lebih besar.

Baca juga: Kisah Penerbangan Japan Airlines 123, Ekor Pesawat Hancur di Udara Berujung Petaka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau