KOMPAS.com - Bumi terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu, namun tidak dengan kehidupannya.
Selama beberapa ratus juta tahun, permukaan planet ini hampir selalu panas dan dibombardir oleh komet dan asteroid, sehingga tidak dapat dihuni oleh segala jenis kehidupan.
Kendati demikian, sekitar satu miliar tahun kemudian, muncul kehidupan di Bumi yang meninggalkan bukti keberadaannya dalam bentuk fosil mikroba.
Lantas, bagaimana awal mula kehidupan di Bumi dimulai?
Baca juga: Peneliti Akhirnya Tahu Bagaimana Kehidupan Awal di Bumi Terbentuk
Ada tiga teori yang menjelaskan tentang awal mula kehidupan di Bumi dimulai. Berikut penjelasannya:
Ketua Departemen Kimia di Universitas Howard dan salah satu penulis A Brief History of Creation: Sains dan Pencarian Asal Usul Kehidupan, Jim Cleaves mengatakan, kondisi atmosfer pada saat kehidupan muncul sangat berbeda dengan yang ada sekarang.
Pada tahun 1950-an, sebagian besar atmosfer di tata surya didominasi oleh nitrogen dan metana.
Ia mengatakan, Bumi purba juga memiliki atmosfer seperti ini dan kehadiran kehidupan mengubahnya menjadi atmosfer yang lebih kaya akan oksigen.
"Atmosfer awal ini mungkin bisa jadi sangat efisien dalam membuat senyawa organik, yang bisa menjadi cikal bakal kehidupan," jelas Cleaves dilansir dari National Geographic.
Ia kemudian menugaskan mahasiswa risetnya, Stanley Miller, untuk mengembangkan sebuah eksperimen untuk menguji teori ini. Eksperimen itu dikenal sebagai eksperimen Miller-Urey.
Eksperimen Miller-Urey ini menciptakan sebuah sistem tertutup, di mana air dipanaskan dan digabungkan dengan molekul hidrogen, metana, dan amonia.
Setelah itu, sistem tersebut disetrum dengan listrik (untuk merepresentasikan petir) dan didinginkan agar campuran tersebut mengembun dan jatuh kembali ke dalam air, seperti hujan.
Dalam waktu seminggu, "lautan" percobaan itu berubah menjadi coklat kemerahan karena molekul-molekulnya bergabung untuk menciptakan asam amino, bahan penyusun kehidupan.
Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa atmosfer awal planet ini agak berbeda dengan eksperimen yang dibuat oleh Miller. Di mana, komponen utamanya adalah nitrogen dan karbon dioksida, dengan hidrogen dan metana dalam jumlah yang lebih kecil.
Prinsip-prinsip yang dianut oleh Miller secara umum masih kuat, dengan petir yang dikombinasikan dengan tumbukan asteroid dan radiasi ultraviolet dari Matahari untuk menciptakan hidrogen sianida.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.