Setelah itu, sagu diaduk dan kemudian disaring. Apabila airnya sudah mendidih, air tersebut disiram ke sagu sambil diaduk hingga masak dan akhirnya menjadi papeda.
Baca juga: 10 Makanan Khas Lebaran di Berbagai Dunia, Apa Saja?
Cara untuk menyantap papeda cukup unik, yaitu dengan cara menggulung-gulung papeda tersebut menggunakan sumpit atau garpu.
Genggam sumpit atau garpu dengan dua tangan dan masing-masing tangan memegang satu sumpit.
Hal ini dilakukan karena papeda memiliki tekstur kental seperti lem sehingga untuk memindahkannya ke piring tidak bisa menggunakan sendok.
Karena teksturnya yang lembut, saat memakan papeda tidak perlu dikunyah dan bisa langsung ditelan.
Baca juga: Makanan Khas Ramadhan dari Beberapa Sudut Dunia, dari Daging Domba Asin hingga Sup Sayur
Diberitakan优游国际.com,(12/3/2021), Charles Toto yang terkenal dengan sebutan Jungle Chef menjelaskan bahwa papeda punya makna yang dalam.
Sangat disayangkan bahwa saat ini keberadaan papeda semakin tergeser oleh nasi.
Toto mengamati perubahan ini sudah lama terjadi. Saat dirinya berusia tujuh tahun, ia sudah mengenal beras.
Kala itu, terdapat kebijakan pemerintah membuka lahan persawahan di Papua.
"Dulu ada stigma bahwa makan nasi itu modern, bahwa nasi itu untuk masyarakat yang mampu, bahwa kelas nasi lebih tinggi daripada papeda," jelas Toto.
Baca juga: Google Doodle Hari Ini Bertema Merayakan Danau Toba, Ada Apa?
"Informasi tersebut membuat orang dari kampung merasa bahwa makan papeda dan ikan itu kualitasnya lebih rendah, sehingga kemudian mereka berbondong-bondong mencari nasi,” imbuhnya.
Toto berharap, masyarakat Papua dapat paham betul bahwa menjaga pangan lokal merupakan hal yang penting.
Karena papeda merupakan makanan bebas gluten yang cocok untuk orang yang sedang diet dan penganut gaya hidup sehat.
Lagipula, bahan baku papeda adalah sagu yang mudah didapat dari Indonesia, sehingga tidak perlu repot membeli makanan sehat impor.
Baca juga: Jadi Google Doodle Hari Ini, Siapa Sapardi Djoko Damono?
(Sumber: 优游国际.com/Reza Kurnia Darmawan, Maria Bella Evangelica Kapojos, Silvita Agmasari | Editor: Yuharrani Aisyah).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.