KOMPAS.com – Fenomena supermoon yang menyebabkan langit malam menjadi lebih terang dari biasanya akan terjadi pada Senin (1/8/2023).
Hal itu diungkapkan oleh peneliti astronomi dan astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Clara Yono Yatini.
Clara menerangkan, supermoon merupakan fenomena yang terjadi saat bulan purnama berada di jarak terdekat dengan Bumi.
“Ini terjadi karena lintasan bulan mengelilingi Bumi tidak bulat sempurna, agak elips (lonjong),” terang Clara kepada ÓÅÓιú¼Ê.com, Minggu (30/7/2023).
Ketika supermoon, bulan akan menjadi terlihat lebih besar, lebih dekat, dan lebih terang dari biasanya.
“Bulan purnama terjadi ketika bulan tepat berseberangan dengan matahari, Bumi di antara keduanya,” jelas Clara.
Kondisi itu membuat seluruh permukaan bulan yang menghadap Bumi memantulkan sinar matahari.
Baca juga: Fenomena Astronomis Agustus 2023: Puncak Hujan Meteor dan Supermoon
Berikut 6 fakta seputar supermoon yang terjadi pada Senin (1/8/2023):
Clara mengungkapkan, fenomena supermoon bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.
“Tidak perlu gunakan alat bantu untuk melihatnya,” ungkapnya.
Menurutnya, tidak ada waktu puncak yang signifikan untuk menyaksikan supermoon.
“Sepanjang malam tidak akan terasa perbedaannya. Selama cuaca mendukung sepanjang malam, bulan akan tampak terang,” kata dia.
Pada 2023 ini, total terdapat empat supermoon dan sudah terjadi sekali pada Senin (3/6/2023).
“Untuk tahun 2023 ini, supermoon akan terjadi di 3 Juli, 1 Agustus, 31 Agustus, dan 29 September,” sebut Clara.
Menurutnya, supermoon tidak akan berdampak bahaya bagi Bumi dan Indonesia.