KOMPAS.com - Sebuah penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen orang yang menderita sakit kepala akan sensitif terhadap perubahan cuaca.
Menurut , studi pada 2015 mengumpulkan angka penjualan obat sakit kepala di Jepang yang meningkat secara signifikan ketika tekanan udara menurun dan biasanya terjadi saat cuaca buruk.
Penelitian lainnya yang dilakukan sekelompok ilmuwan juga menemukan bahwa risiko sakit kepala meningkat rata-rata 6 persen pada setiap penurunan 5 milimeter tekanan udara.
Sedangkan dilansir dari , penurunan tekanan udara yang rendah ini sering dikaitkan dengan cuaca hujan yang melibatkan badai dan petir.
Dengan kata lain, cuaca hujan yang disertai dengan badai dan petir bisa memicu terjadinya sakit kepala.
Lantas, bagaimana bisa cuaca buruk memicu sakit kepala?
Baca juga: Kenali Ciri Sakit Kepala karena Stroke
Terdapat beberapa hal yang disinyalir dapat memicu terjadinya sakit kepala ketika cuaca buruk terjadi.
Dikutip dari , sakit kepala yang muncul akibat rendahnya tekanan udara sangat berkaitan dengan sinus. Sinus adalah rongga kecil di tulang wajah yang berisi udara.
Sama seperti telinga, sinus akan bereaksi ketika tekanan udara berubah. Perubahan tekanan udara mampu menciptakan ketidakseimbangan tekanan sinus yang mengakibatkan peradangan dan nyeri.
Sensasi ini terasa berbeda sesuai dengan sinus mana yang paling terpengaruh, mulai dari nyeri dahi, nyeri di antara dan di belakang mata, nyeri di wajah, atau sakit kepala yang lebih menyebar di bagian depan atau belakang kepala.
Namun, rasa sakit kepala terkait dengan tekanan sinus ketika cuaca buruk ini hanya menyerang beberapa individu saja.
Selain sinus, ada pula faktor lain. Yaitu perubahan tekanan udara yang mampu mengubah aliran darah dalam sistem serebrovaskular, sistem yang mengontrol bagaimana darah diedarkan di sekitar kepala Anda.
Sistem ini vital, mengingat darah sangat beracun bagi neuron, jadi sangat penting agar darah dipisahkan dari otak.
Nah pembuluh darah sistem serebrovaskular ini memiliki reseptor aktif, di mana ketika pembuluh darah terlalu melebar ia akan bertindak sebagai sistem peringatan dini bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Tanda itu biasanya berupa sensasi rasa sakit di kepala.
Kedua hal inilah yang biasanya menyebabkan sakit kepala pada mereka yang sensitif terhadap perubahan tekanan.