KOMPAS.com – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan adanya 131 anak yang mengalami gagal ginjal akut pada periode Januari-September 2022
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin Rabu lalu mengatakan, saat ini kasus gagal ginjal pada anak tengah diteliti para dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
Budi menyebut hasil penelitian akan dipublikasikan kepada masyarakat dalam waktu dekat.
"Gagal ginjal anak sedang diteliti dokter-dokter RSCM. Sudah ada hasilnya tapi harus menunggu kesimpulan sebelum kita rilis ke publik," ujar Budi dalam keterangannya dikutip dari , Rabu 12 Oktober 2022.
Baca juga: IDAI: 131 Anak Alami Gagal Ginjal Akut, Apa Penyebab dan Gejalanya?
Dengan munculnya kasus gagal ginjal pada anak, penting untuk orangtua mengetahui tanda-tanda awal gejala gagal ginjal akut tersebut.
Dikutip dari 优游国际.com, 13 Oktober 2022, Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI, dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) mengatakan, sebagian besar tanda gagal ginjal akut misterius yang dilaporkan oleh seluruh cabang IDAI adalah anak tidak bisa buang air kecil.
"Umumnya, volume (buang) air kecil sangat sedikit, atau sama sekali tidak buang air kecil," ungkap Eka.
Selain itu, gejala awal gagal ginjal akut misterius pada anak yang dirawat di rumah sakit umumnya sama, yakni diawali batuk, pilek, diare, muntah atau infeksi yang cenderung tidak berat.
Menurut Eka tanda-tanda ini secara teori bukan gejala yang mengarah pada kondisi gagal ginjal akut.
"Inilah yang membuat kami heran. Anak dengan AKI (Acute Kidney Injury) hanya timbul (gejala) batuk pilek, diare atau muntah selama beberapa hari. Dalam tiga sampai lima hari mendadak tidak ada urine, tidak bisa buang air kecil, betul-betul hilang sama sekali," ungkap dr Eka.
Baca juga:
Gejala gagal ginjal akut misterius pada anak ini hampir 100 persennya mengalami penurunan jumlah volume buang air kecil atau sama sekali tidak kencing.
Eka menyebut pada kondisi gagal ginjal akut tersebut organ ginjal sama sekali tidak memproduksi urine sehingga menyebabkan penderita tak bisa buang air kecil atau volume buang air kecil sangat sedikit.
Selain itu, sebagian besar pasien anak dengan gagal ginjal akut adalah anak-anak usia di bawah 5 tahun dan balita.
Namun ada juga yang melaporkan anak berusia belasan tahun juga didiagnosis dengan kondisi serupa.
Oleh karena itu Eka mengimbau agar tanda-tanda tersebut menjadi kewaspadaan para orangtua, utamanya apabila anak-anaknya mendadak tidak bisa kencing atau buang air kecil dalam jumlah yang sangat sedikit.
"Disarankan jika ada tanda tersebut, maka orangtua dapat segera membawa anak ke rumah sakit untuk diperiksakan," imbau dr Eka.