KOMPAS.com – Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memperingatkan mengenai adanya risiko karsinoma sel skuamosa pada mereka yang menggunakan implan payudara.
Dikutip dari , karsinoma sel skuamosa merupakan merupakan sejenis kanker kulit yang terbentuk di jaringan parut di sekitar lokasi implan payudara.
Hal tersebut didasarkan pada adanya laporan sejumlah kasus terkait implan payudara yang diterima FDA.
Selain karsinoma sel skuamosa, implan payudara juga dikaitkan dengan adanya limfoma atau kanker darah yang muncul dalam sistem limfatik.
Pada 1 September 2022, FDA menerima 10 laporan mengenai karsinoma sel skuamosa dan 12 laporan mengenai berbagai limfoma terkait implan payudara.
Baca juga: Gejala Awal Kanker Payudara dan Langkah Deteksi Dini
Dikutip dari , FDA menyebut meskipun kejadian karsinoma sel skuamosa dan berbagai jenis limfoma terkait implan payudara mungkin jarang terjadi, tetapi orang-orang harus memperhatikan risiko tersebut.
Terutama bagi mereka yang akan maupun yang sudah melakukan implan.
FDA mengatakan, orang yang sudah melakukan implan harus mengetahui gejala apa saja yang harus mereka waspadai terkait adanya risiko kanker pada implan payudara.
Menurut FDA, ada sejumlah gejala yang harus diwaspadai, yakni:
FDA menyebut pihaknya akan terus memantau perkembangan dari sumber-sumber yang melaporkan adanya kasus kanker karsinoma sel skuamosa ini dan akan melakukan evaluasi.
Meski demikian, tingkat kejadian dan faktor risiko dari kanker tersebut tetap belum bisa dipastikan.
Baca juga: Ciri-ciri Payudara Sehat dan Makanan Pemicu Kanker Payudara yang Harus Dihindari
Implan payudara dan kaitannya dengan berbagai penyakit sistemik, seperti autoimun yang telah lama dilaporkan sejak 1960-an.
Adapun pada 2011 FDA pertama kalinya mengidentifikasi kemungkinan hubungan antara implan payudara dengan perkembangan kanker langka yang disebut limfoma sel besar anaplastik.
Sementara pada 2019, perusahaan farmasi Allergen diminta menarik produk implan payudara bertekstur Biosel di seluruh dunia karena dikaitkan dengan kanker langka.