KOMPAS.com - Fenomena astronomi yang unik akan terjadi mulai petang ini pukul 18.00, yakni Mercury Retrograde atau gerak retrograd Merkurius.
Merkurius akan mengalami gerak retrograd alias bergerak mundur hingga 2 Juni mendatang.
Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN Andi Pangerang menjelaskan bahwa yang dimaksud bergerak mundur adalah bergerak berlawanan arah.
"Secara sederhana, retrograd (Inggris: retrograde) adalah gerak planet yang berlawanan dari arah seharusnya jika diamati dari pengamat di Bumi," ungkap Andi pada 优游国际.com, Selasa (10/5/2022).
Lanjutnya, jika umumnya planet terlihat dari barat ke timur (gerak ini disebut juga prograde), retrograd adalah arah sebaliknya, yakni dari timur ke barat.
Retrograd yang dijelaskan Andi merupakan Retrograd Tampak (Apparent Retrograde), yakni Retrograd yang diamati dari Bumi.
"Umumnya retrograd dialami oleh semua planet yang diamati oleh Bumi, termasuk juga Merkurius yang akan mengalami retrograd hari ini (10/5/2022) pukul 18.00 WIB," ungkap Andi.
Baca juga: Gerhana Bulan Total 16 Mei, Bisakah Dilihat dari Indonesia?
Andi menjelaskan, retrograd terjadi karena kelajuan revolusi planet yang lebih cepat atau lambat dibandingkan dengan Bumi, sehingga saat Matahari, planet dan Bumi segaris, planet seolah-olah berbalik arah.
"Untuk kasus Merkurius dan Venus, retrograd menjadi penanda pergantian ketampakan kedua planet ini dari senja/petang menjadi fajar/pagi," ujar Andi.
Puncak retrograd ditandai oleh Konjungsi (Solar) Inferior untuk (Merkurius dan Venus) maupun Konjungsi Solar (untuk Planet lain).
"(Konjungsi) Yakni ketika Matahari, planet dan Bumi berada pada satu garis lurus dan Matahari berada pada sisi yang sama dengan planet-berkebalikan dengan oposisi di mana Matahari berada pada sisi yang berlawanan dengan planet," tutur Andi.
Dia mengatakan lamanya retrograd berbeda-beda bergantung dari planet yang diamati.
Semakin jauh dari Matahari, semakin lama durasi retrograd. Berikut ini durasinya:
Retrograd biasa terjadi setiap 1 periode sinodis planet dan ini bisa berbeda-beda tergantung dari planetnya. Semakin jauh dari Bumi, semakin lama durasinya.
Baca juga: Fenomena Astronomi Mei 2022: Full Flower Moon hingga Black Moon
Andi menjelaskan periode sinodis adalah waktu yang ditempuh planet agar segaris dengan Matahari diamati dari Bumi. Berikut ini durasinya:
"Sebenarnya, ditinjau secara heliosentris, hanya ada satu planet yang bergerak retrograd dibandingkan dengan planet-planet lainnya, yakni Venus," ungkap Andi.
Lanjutnya, oblikuitas atau kemiringan sumbu Venus terhadap ekliptika sebesar 177,4 derajat atau hampir 180 derajat, artinya arah rotasi dan revolusi Venus juga berkebalikan dengan arah arah rotasi dan revolusi planet pada umumnya termasuk Bumi.
Sementara Uranus tampak mengelilingi Matahari secara bergelinding karena oblikuitas Uranus sebesar 97 derajat atau hampir tegak lurus bidang ekliptika sehingga salah satu kutub menghadap Matahari dan kutub lainnya menjauhi Matahari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.