优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Penyakit Kuku dan Mulut Mewabah di Jatim, Penyakit Apa Itu?

优游国际.com - 10/05/2022, 13:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit mulut dan kuku pada hewan tengah mewabah di daerah Jawa Timur.

Kemarin, (9/5/2022), pemerintah melakukan lockdown wilayah untuk mengantisipasi meluasnya penularan penyakit mulut dan kuku.

Penyakit mulut dan kuku menyerang 1.247 sapi di Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto.

Kasus pertama dilaporkan di Gresik pada 28 April 2022. Saat itu, terdapat penyakit mulut dan kuku dilaporkan di 22 desa dalam 5 kecamatan.

Apa itu penyakit mulut dan kuku pada hewan?

Baca juga:

Apa itu penyakit mulut dan kuku?

Dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB drh. Supratikno menjelaskan, penyakit mulut dan kuku (PMK) tidak hanya menyerang sapi saja.

"PMK secara umum menyerang hewan herbivora berkuku genap, seperti sapi kerbau, kambing domba, babi, rusa, dan lainnya," kata Supratikno pada 优游国际.com, Selasa (10/5/2022).

Terkait gejalanya, Supratikno menjelaskan bahwa hewan yang terserang penyakit itu akan mengalami:

  1. demam tinggi sampai 41 derajat
  2. kelenjar pertahanan terutama di daerah mandibulla atau rahang bawah membengkak
  3. timbul lepuh dan erosi di sekitar mulut moncong, gusi, kuku, ambing.

"Karena luka luka tadi maka timbul produksi kelenjar ludah yang tinggi, sehingga air liur menetes. Hewan susah makan dan menelan," imbuh Supratikno.

Baca juga: Lebih dari 1.200 Ternak di Jatim Terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku, Kementan Pertimbangkan Lockdown

Apakah bisa menular ke manusia?

Dia menjawab, sampai saat ini tidak dilaporkan menular ke manusia.

Di luar negeri pernah dilaporkan dengan kasus yang sangat rendah penularannya berasal dari orang yang meminum susu mentah dari hewan penderita.

"PMK lebih ke dampak ekonomi akibat ternak yang terserang," ujar Supratikno.

Adapun penularannya dapat melalui udara, makanan, dan kontak langsung dengan hewan penderita.

Terkait kematian, dia menjelaskan bahwa tingkat kesakitan sangat tinggi pada ternak, tapi tingkat kematian relatif rendah akibat infeksi sekunder yang tidak ditangani.

"Kematian biasanya terjadi pada hewan muda," tambah Supratikno.

Lalu mengenai pengobatan, yang dilakukan adalah terapi suportif, seperti multivitamin untuk memperbaiki sistem imun dan antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder.

Dia juga menjelaskan bahwa penyakit mulut dan kuku tidak ada kaitannya dengan Covid-19.

"Selama Covid masih ada maka protokol kesehatan tetap berlaku ditambah dengan tindakan higienis dan sanitasi untuk mencegah penularan san pencemaran lingkungan," pungkas Supratikno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau