KOMPAS.com - Pemerintah resmi mengumumkan bahwa varian Omicron telah terdeteksi di Indonesia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kasus Omicron pertama di Tanah Air muncul atau terjadi di fasilitas karantina Rumah Sakit Wisma Atlet Jakarta.
Tepatnya pada seorang petugas kebersihan yang bertugas di RS Wisma Atlet.
Sebelumnya, varian B.1.1.529 atau Omicron diketahui telah terdeteksi di 77 negara di dunia.
Penelitian masih terus dilakukan untuk mengetahui gejala khas dari varian Omicron.
Baca juga: Varian Omicron Masuk Indonesia, Bagaimana Kronologinya?
Bagaimana gejala pasien terinfeksi varian Omicron dari berbagai negara yang telah dilaporkan?
Di negara awal ditemukannya varian Omicron telah dilakukan penelitian.
Gejala yang dilaporkan, dikutip Selasa (14/12/2021) adalah tenggorokan gatal, diikuti oleh hidung tersumbat, batuk kering dan mialgia, atau nyeri, yang bermanifestasi dalam nyeri punggung bawah.
Melansir Selasa (14/12/2021), seorang dokter di Afrika Selatan yang merupakan salah satu dokter yang menemukan varian ini, Dr Angelique Coetzee, memperhatikan 7 pasien di kliniknya memiliki gejala berbeda dari varian Delta.
Baca juga: Profil 3 Obat yang Diklaim Mampu Obati Covid-19, Apa Saja?
Dr Coetzee mengatakan kelelahan adalah salah satu gejala utama yang dilaporkan pasiennya. Gejala lainnya adalah sakit kepala ringan, nyeri tubuh, dan tenggorokan gatal.
Dr Coetzee mengatakan seorang pasien di kliniknya pada 18 November melaporkan "sangat lelah" selama dua hari dengan nyeri tubuh dan sakit kepala.
"Sebagian besar dari mereka melihat gejala yang sangat, sangat ringan dan sejauh ini tidak ada yang menerima pasien untuk operasi. Kami telah dapat merawat pasien ini secara konservatif di rumah," katanya.
Sementara itu melansir laman Rabu (15/12/2021) gejala lain yang dilaporkan Dr Coetzee adalah batuk kering, sakit otot ringan, dan keringat malam.
Baca juga: Alasan WHO Menamai Varian B.1.617.2 Jadi Omicron, Bukan Nu atau Xi
Singapura melaporkan 2 kasus varian Omicron pada 2 Desember 2021.