KOMPAS.com - Emas merupakan salah satu instrumen investasi yang banyak dipilih oleh masyarakat.
Salah satu penyebabnya yakni emas dianggap lebih aman bagi kebanyakan orang yang ingin memiliki investasi tetapi tidak mau mengambil risiko.
Kendati demikian, harga emas di pasaran sangatlah dinamis, kerap naik turun, tidak tentu.
Baca juga: Indonesia Masuk 10 Negara Produsen Emas Terbesar, Berapa Banyak Emas yang Tersisa di Bumi?
Lantas, apa yang menjadi penyebab harga emas kerap naik dan turun setiap waktunya?
Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan mengungkapkan, harga emas Indonesia bergantung dari harga emas internasional dan nilai tukar.
"Biasanya harga emas internasional tergantung dari kebijakan moneter AS. Kalau kebijakan moneter longgar, suku bunga rendah dalam waktu cukup panjang, maka harga emas naik," ujar Anthony saat dihubungi 优游国际.com, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, jika kondisi ekonomi lemah, maka harga emas naik.
Hal inilah yang menurut orang-orang merupakan tindakan yang tepat untuk alternatif saving.
Baca juga: Emas Cenderung Naik Saat Terjadi Ketidakpastian Ekonomi, Mengapa?
Anthony menambahkan, dalam setahun harga emas mengalami kenaikan sebesar 26,9 persen.
Mengenai turunnya harga emas, Anthony mengatakan, kondisi ini merupakan penyesuaian permintaan saja.
"Kalau ekonomi membaik, investor akan mengalihkan ke investasi lainnya yang sudah murah, mengharapkan kenaikan harga akan lebih tinggi dari emas yang sudah stagnan," katanya lagi.
Baca juga: Kenali, Ini 3 Ciri Investasi Bodong dan Cara Menghindarinya