KOMPAS.com - Dugaan kebocoran 1,3 juta data pengguna aplikasi Electronic Health Alert Card (e-HAC) ramai menjadi pembicaraan banyak pihak.
Diberitakan 优游国际.com, 31 Agustus 2021, berdasarkan penelusuran dari peneliti keamanan siber VPNMentor, kebocoran data di aplikasi buatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) itu terjadi pada 15 Juli 2021.
Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenkes Anas Maruf mengatakan, kebocoran data tersebut diduga berasal dari aplikasi e-HAC lama.
Hal tersebut ia sampaikan saat konferensi virtual "Penggunaan e-HAC Melalui Peduli Lindungi" yang disiarkan di YouTube Kemenkes, 31 Agustus 2021.
"Kebocoran data di aplikasi Electronic Health Alert Card atau e-HAC yang lama, yang sudah tidak digunakan lagi sejak Juli 2021. Tepatnya 2 Juli 2021," kata Anas.
Baca juga: 1,3 Juta Data di E-HAC Bocor, Ini Tanggapan Kemenkes
Berikut fakta-fakta yang berhasil dihimpun dari kasus dugaan kebocoran data 1,3 juta data pengguna e-HAC:
1. Data yang diduga bocor
Berdasarkan temuan VPNMentor, beberapa data yang bocor meliputi data hasil tes Covid-19, data rumah sakit, dan data pelaku perjalanan.
Kebocoran ini juga mengekspos data staf e-HAC seperti nomor KTP, nama, username akun e-HAC, dan alamat e-mail staf.
Baca juga: Ramai soal Bocornya 1,3 Juta Data Pengguna E-HAC, Ahli IT: Bahayanya Tidak Terbatas