Kepala Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan, hujan es pada dasarnya merupakan fenomena alami dan dapat terjadi di negara mana pun.
Menurutnya, hujan es dapat terjadi dalam dua kondisi, yakni pada masa pancaroba yang disertai angin kencang, dan pada saat hujan dengan perbedaan suhu yang besar dalam satu hari.
"Ketika pada masa pancaroba, terjadi hujan dengan perbedaan suhu besar disertai angin kencang, hal ini meningkatkan potensi terbentuknya awan cumulonimbus," ujar Hary.
Ia menambahkan, awan jenis cumulonimbus mengandung lebih banyak air dalam bentuk padat daripada cair.
Oleh karena itu, hujan yang turun bisa dalam bentuk padat.
Namun, hal ini berbeda dengan fenomena turunnya salju. Sebab, salju hanya bisa terjadi di wilayah lintang lebih dari 23,5 derajat.
Baca juga:
Selain itu, Hary mengatakan bahwa hujan es memiliki durasi lebih singkat daripada salju karena hujan es dipengaruhi oleh intensitas hujan.
Adapun durasi hujan es umumnya berlangsung selama 10 menit. Tak lama setelah es jatuh dari langit, dan akan segera mencair.
Sedangkan salju bisa lebih bertahan lama di permukaan tanah karena suhu daratan yang sangat rendah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita ÓÅÓιú¼Ê.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.