Berdasarkan verifikasi ÓÅÓιú¼Ê.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
KOMPAS.com - Informasi seputar Covid-19 mengatasnamakan Chief of the Infectious Diseases Clinic, University of Maryland, Dr. Faheem Younus, tersiar di media sosial.
Salah satu poin informasi menyebut bahwa virus Covid-19 tidak menyebar di udara.
Dalam akunnya di Twitter, pakar penyakit menular di University of Maryland, Faheem Younus, membantah bahwa informasi Covid-19 yang beredar di media sosial itu berasal darinya.
Sementara, WHO telah mengakui adanya bukti yang muncul tentang penyebaran virus corona jenis SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 melalui udara.
Beberapa akun Facebook mengunggah informasi yang terdiri dari 16 hingga 18 poin mengenai Covid-19. Informasi itu disebut berasal dari Chief of the Infectious Diseases Clinic, University of Maryland, Dr. Faheem Younus.
Informasi tersebut berisi panduan hidup dalam mencegah sebaran Covid-19, seperti memakai masker. Juga berisi informasi kesehatan terkait Covid-19, misalnya kehilangan indra penciuman saat terkena Covid-19.
Dari belasan poin dalam informasi Covid-19 tersebut, salah satu poin menyatakan bahwa virus Covid-19 tidak melayang di udara.
Salah satu akun pengedar informasi mengatasnamakan Faheem Younus yakni . Pada 1 November 2020 dia melayangkan informasi tersebut yang terangkum dalam 18 poin.
Informasi yang sama juga diunggah akun , juga tetapi dirangkum dalam 16 poin.
Informasi tersebut juga ditemukan dalam akun berbasis di Indonesia, , yang disebar pada Juli 2020.
Benarkah informasi tersebut berasal dari Chief of the Infectious Diseases Clinic, University of Maryland, Dr. Faheem Younus?
Dan, apakah benar virus Covid-19 tidak melayang di udara?
Lewat akunnya yang bercentang biru di Twitter, membantah bahwa informasi Covid-19 yang beredar di media sosial itu adalah kata-katanya.
"Ini bukan kata-kata saya. Ada kesalahan dan kekeliruan ketik dalam posting viral ini di Facebook/WhatsApp yang diadaptasi seseorang dari twit saya tanpa persetujuan," tulis Faheem Younus pada7 Juni 2020.
Di twitnya itu dia mengunggah tangkapan layar informasi Covid-19 yang mengatasnamakan dirinya.