优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Vitamin D Disebut Bisa Kurangi Infeksi Parah Pasien Corona, Benarkah?

优游国际.com - 28/09/2020, 16:42 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Hubungan antara vitamin D dan Covid-19 telah diselidiki oleh sejumlah peneliti yang mempertanyakan mengenai bagaimana vitamin tersebut memberikan efek kepada pasien Covid-19.

Melansir dari , sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi vitamin D berhubungan dengan rendahnya hasil buruk pasien Covid-19 seperti pingsan, sulit bernapas dan kematian.

Penelitian tersebut juga menunjukkan pada orang dewasa di atas 40 tahun, vitamin D dapat mengurangi risiko kematian pada penyintas virus corona hingga 50 persen.

Baca juga: Bagaimana Matahari Membantu Tubuh Membuat Vitamin D?

Penelitian

Penelitian tersebut diterbitkan di Jurnal Plus One pada 25 September 2020.

Praktiknya, peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Boston dan Studi Medis Universitas Teheran mengambil sampel darah pada 235 pasien yang tengah dirawat Rumah Sakit Sina Teheran, Iran.

Para peneliti kemudian melacak hasil dan menganalisa darah mereka guna mengetahui kadar vitamin D serta melihat penanda peradangan dan limfosit, sel darah putih yang membantu melawan infeksi.

Hasilnya mereka menemukan bahwa pasien dengan vitamin D yang cukup maupun tingkat di atas defisiensi klinis, cenderung tak mengalami infeksi parah dan kesulitan bernapas.

Selain itu, mereka juga kurang rentan terhadap badai sitokin, respon imun agresif yang terkait dengan peradangan tingkat tinggi yang dapat mematikan.

Secara keseluruhan, pasien dengan vitamin D yang cukup lebih mungkin bertahan hidup.

Terutama berlaku bagi pasien di atas 40 tahun dengan 50 persen lebih kecil kemungkinannya meninggal jika memiliki tingkat vitamin D yang memadai.

Baca juga: Banyak Orang Indonesia Kekurangan Vitamin D, Kenali Faktor Risikonya

Pro Kontra

Meskipun demikian, sorotan tertuju pada penulis yakni Michael F. Holick yang merupakan Profesor Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Boston.

Dia dianggap memiliki hubungan dengan industri suplemen dan sudah lama menjadi pendukung vitamin D untuk mencegah penyakit

Terlepas ada tidaknya kemungkinan konflik kepentingan, terdapat pula beberapa penelitian lain mengenai hubungan vitamin D dan Covid-19.

Mengutip dari Time (17/9/2020), disebutkan penelitian tentang vitamin D masih bersifat observasional, yakni para peneliti menganalisis sejumlah orang dari waktu ke waktu dan bukannya melakukan eksperimen langsung terhadap mereka.

“Ada korelasi tersebut, tetapi belum terbukti secara meyakinkan bahwa ada hubungan sebab-akibat,” kata Dr. JoAnn Manson, profesor di Departemen Epidemiologi Universitas Harvard yang menguji apakah suplemen vitamin D3 membatasi tingkat keparahan penyakit pada pasien yang didiagnosis dengan Covid-19.

Mengutip dari Insider, Dr. Anthony Fauci yang merupakan ahli penyakit menular AS sebelumnya pernah mengatakan dirinya juga mengonsumsi vitamin ini dan mengakui bahwa vitamin D mungkin bermanfaat untuk kekebalan yang kuat.

Namun tinjauan penelitian Komisi Penasihat Ilmiah tentang Gizi Institut Kesehatan dan Perawatan Unggulan Nasional (NICE) menunjukkan bahwa tak ada bukti yang mendukung bahwa penggunaan suplemen vitamin D secara khusus dapat mencegah maupun mengobati virus corona.

Baca juga: Vitamin D untuk Obat Corona, Bagaimana Penjelasannya?

Halaman:


Terkini Lainnya

Pasukan Nyamuk Serang Penumpang Pesawat IndiGo Saat di Angkasa

Pasukan Nyamuk Serang Penumpang Pesawat IndiGo Saat di Angkasa

Tren
Seperti Apa Fitur Whatsapp Terbaru 'Advanced Chat Privacy' untuk Lindungi Percakapan Sensitif?

Seperti Apa Fitur Whatsapp Terbaru "Advanced Chat Privacy" untuk Lindungi Percakapan Sensitif?

Tren
Indonesia Kirim Wakil untuk Ikuti Konklaf Pemilihan Paus, Siapa Dia?

Indonesia Kirim Wakil untuk Ikuti Konklaf Pemilihan Paus, Siapa Dia?

Tren
Kebiasaan Mager Bisa Meningkatkan Risiko Kematian Dini, Ini Penjelasan Dokter

Kebiasaan Mager Bisa Meningkatkan Risiko Kematian Dini, Ini Penjelasan Dokter

Tren
Paus Fransiskus Dimakamkan Hari Ini, Kapan Vatikan Gelar Konklaf?

Paus Fransiskus Dimakamkan Hari Ini, Kapan Vatikan Gelar Konklaf?

Tren
Ramai soal Uang Indonesia 3.1, Apakah Alat Pembayaran yang Sah? Ini Kata Peruri

Ramai soal Uang Indonesia 3.1, Apakah Alat Pembayaran yang Sah? Ini Kata Peruri

Tren
Alasan Paus Fransiskus Pilih Basilika Santa Maria Maggiore sebagai Peristirahatan Terakhirnya

Alasan Paus Fransiskus Pilih Basilika Santa Maria Maggiore sebagai Peristirahatan Terakhirnya

Tren
Daftar Seafood yang Tetap Bisa Dikonsumsi Penderita Hipertensi

Daftar Seafood yang Tetap Bisa Dikonsumsi Penderita Hipertensi

Tren
Setelah Cekcok Panas, Trump dan Zelensky Gelar Pertemuan di Roma Jelang Pemakaman Paus Fransiskus

Setelah Cekcok Panas, Trump dan Zelensky Gelar Pertemuan di Roma Jelang Pemakaman Paus Fransiskus

Tren
Trump Hadir di Pemakaman Paus Fransiskus, Duduk di Barisan Paling Depan

Trump Hadir di Pemakaman Paus Fransiskus, Duduk di Barisan Paling Depan

Tren
Doa Terakhir dari Para Kardinal untuk Paus Fransiskus

Doa Terakhir dari Para Kardinal untuk Paus Fransiskus

Tren
Ilmuwan Temukan Fakta tentang Mind-Blanking, Ketika Pikiran Mandek Sesaat

Ilmuwan Temukan Fakta tentang Mind-Blanking, Ketika Pikiran Mandek Sesaat

Tren
Gempa Berkekuatan M 6,1 Guncang Ekuador, 710 Orang Terdampak

Gempa Berkekuatan M 6,1 Guncang Ekuador, 710 Orang Terdampak

Tren
Benarkah Minum Teh Setelah Makan Buruk bagi Kesehatan? Ini Penjelasan Dokter

Benarkah Minum Teh Setelah Makan Buruk bagi Kesehatan? Ini Penjelasan Dokter

Tren
Anak Wakil Direktur CIA Tewas saat Bertempur untuk Rusia

Anak Wakil Direktur CIA Tewas saat Bertempur untuk Rusia

Tren
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau