KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) merayakan ulang tahunnya yang ke-75 tahun pada hari ini, Senin (28/9/2020).
Mengutip laman KAI, 28 September diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia.
Pada tanggal itu, tahun 1945, Kantor Pusat Kereta Api Bandung diambil alih Indonesia dari penguasaan Jepang.
Pengambilalihan dilakukan juga terhadap sejumlah stasiun kereta api setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Upaya tiada henti mengabdi pd negeri. Terus berinovasi menghadapi tantangan, menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik.?
— Kereta Api Indonesia (@KAI121)
?
Membangun kerjasama yg sinergis, menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya.?
?
Adaptif, Solutif, Kolaboratif utk Indonesia?
Melansir situs resmi Kebudayaan Kemdikbud, sejarah kereta api di Indonesia dimulai dari pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan Semarang-Tanggung.
Pembuatan jalur kereta api pertama relasi Solo-Yogyakarta dilakukan di bawah kepemimpinan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Baron Sloet van de Beele pada 17 Juni 1864.
Pembangunan ini dilaksanakan oleh perusahaan swasta Naamlooze Venootschap Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NV.NISM) dengan menggunakan lebar sepur 1435 mm.
Adapun rel yang dibangun ini memiliki panjang 25 kilometer.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Semanggi II
Jalur kereta pertama yang dibangun selanjutnya beroperasi 3 tahun kemudian, tepatnya 10 Agustus 1867.
Kemudian, pada 8 April 1875, dilakukan pembangunan jalur kereta api negara oleh Pemerintah Hindia Belanda melalui perusahaan bernama Staatssporwegen (SS).
Rute pertama yang dilalui saat itu meliputi Surabaya-Pasuruan-Malang.
Keberhasilan NISM dan SS tersebut pun mendorong investor swasta untuk membangun jalur-jalur kereta api lainnya.
Berikut adalah nama-nama kereta api swasta tersebut:
Selain di Jawa, pembangunan jalur kereta api juga dilakukan di Pulau Sumatera, yaitu meliputi Aceh (1876), Sumatera Utara (1889), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), dan Sulawesi (1922).
Sementara, Kalimantan, Lombok, dan Bali, hanya masuk proses kajian dan belum dieksekusi pembangunannya.