Koyo ngene rasane wong nandang kangen...
Rino wengi atiku rasane peteng...
Tansah kelingan kepingin nyawang...
Sedelo wae uwis emoh tenan...
KOMPAS.com - Siapa yang tak hafal sepenggal lirik di atas, sebuah lagu ciptaan legenda musik campursari, Didi Kempot, yang berjudul Pamer Bojo.
Namun, kini sang legenda yang memiliki julukan The Godfather of Broken Heart tersebut telah tiada dan meninggalkan kita semua.
Didi Kempot meninggal dunia karena henti jantung mendadak (HJM) pada Selasa (5/5/2020) pagi di RS Kasih Ibu, Surakarta, Jawa Tengah.
Berikut 5 fakta mengenai Didi Kempot:
Sebelum menjadi legenda musik camprsari, pemilik nama asli Dionisius Prasetyo ini dulunya adalah seorang musisi jalanan.
Dilansir Harian 优游国际, 29 September 2019, Didi pernah menghabiskan 10 tahun mengamen di Keprabon, pusat jajanan di Kota Solo, Jawa Tengah.
Saat itu, ia tergabung dengan kelompok bernama Kelompok Pengamen Trotoar. Akronim dari kelompok itulah yang kelak dijadikan Didi nama panggungnya, Didi Kempot.
Menjelang akhir 1985, ia bersama teman-temannya memberanikan diri mengadu nasib di Jakarta.
Setelah lagu-lagunya mengudara di jalanan beberapa waktu, baru pada 1989 Didi mendapat kesempatan merekam karyanya dalam bentuk album. Lagu "Cidro", "We Cen Yu" (Kowe Pancen Ayu), dan "Moblong-moblong" berada di album perdana itu.
Baca juga: [POPULER TREN] Mengenang Kepergian Didi Kempot | 18 Provinsi dengan Nol Kasus Baru Covid-19
Banyak lagu ciptaan Didi Kempot bertemakan patah hati.
Beberapa di antaranya adalah Pamer Bojo, Kangen Nickerie, Banyu Langit, Layang Kangen, Ambyar, Cidro, dan masih banyak lagi.
Didi Kempot pernah mengatakan, kurang lebih sebanyak 700 lagu lebih pernah ia ciptakan.