KOMPAS.com - Negara China pernah mengalami dua revolusi besar, yaitu revolusi pertama pada 1911 dan revolusi kedua pada 1949.
Revolusi China 1911 atau Revolusi Xinhai adalah sebuah gerakan yang berhasil mengakhiri kekuasaan Dinasti Qing, yang telah melakukan banyak penyelewengan.
Salah satu tokoh yang berperan dalam Revolusi China 1911 adalah Sun Yat Sen.
Berikut ini peran Sun Yat Sen dalam Revolusi China 1911.
Baca juga: Sun Yat Sen: Biografi dan Pemikirannya
Sun Yat Sen adalah seorang dokter yang dikenal sebagai pemimpin Revolusi China 1911.
Penyebab Revolusi China yang dipimpin Sun Yat Sen adalah kekecewaan terhadap pemerintahan Dinasti Qing yang mengalami kemunduran dan berujung pada penderitaan rakyat.
Pada 1880-an, ketika melihat kondisi negerinya mengalami keterbelakangan, Sun Yat Sen yakin bahwa China perlu ditata dengan cara yang baru melalui revolusi.
Sun Yat Sen akhirnya memutuskan untuk meninggalkan dunia medis dan kembali ke Hawaii, tempatnya di masa muda menempuh pendidikan.
Di Hawaii, Sun Yat Sen memulai usaha revolusi dengan mendirikan organisasi pergerakan pada 1894, untuk menjatuhkan kekuasaan Dinasti Qing.
Kelompok revolusioner rahasia yang dipimpin oleh Sun Yat Sen itu bernama Revive China Society (Xingzhonghui).
Sejak itu, Sun Yat Sen mulai menyerukan penghapusan monarki dan pembentukan republik China.
Setelah China kalah dalam perang melawan Jepang (1894-1895), Sun Yat Sen pergi ke Hong Kong untuk merancang pemberontakan Guangzhou, tetapi gagal.
Anggota dari Xingzhouhui merupakan penduduk asli Guangdong, yang berasal dari kelas bawah dan rata-rata berprofesi sebagai juru tulis, petani, dan perajin.
Baca juga: Revolusi Komunis China: Latar Belakang, Kronologi, dan Dampak
Selama akhir abad ke-19, Sun Yat Sen berkelana ke beberapa negara untuk mempelajari pemikiran politik dan ekonomi Barat guna membangun negerinya sambil mencari donatur untuk membiayai pemberontakan.
Dari situlah Sun Yat Sen dikenal akan ideologi atau pemikirannya yang disebut Tiga Prinsip Rakyat (San-min Chu-i).