Tim Redaksi
KOMPAS.com - Pada 1596, Belanda melakukan pendaratan pertamanya di Indonesia, tepatnya di Banten, di bawah pimpinan Cornelis de Houtman.
Mulanya, mereka disambut hangat oleh sultan dan masyarakat Banten, karena hanya berkonsentrasi pada masalah perdagangan.
Namun, ketika para awak kapal menunjukkan tabiat buruk dan tidak menghormati masyarakat setempat, mereka diusir.
Sejak pelayaran Cornelis de Houtman ke Nusantara, perusahaan-perusahaan ekspedisi Belanda saling bersaing untuk memperoleh bagian dari rempah-rempah Indonesia.
Pada 1598, ekspedisi Belanda yang kedua tiba di Banten dan berusaha memperbaiki kesalahan yang dilakukan ekspedisi Cornelis de Houtman.
Ekspedisi yang kedua berhasil, bahkan Banten mengizinkan Belanda mendirikan kator dagang atau loji setelah memberikan jaminan sejumlah uang.
Saat itu, Banten dikenal sebagai bandar internasional dengan komoditas utama berupa lada.
Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682), Banten dapat mengungguli Makassar dan Aceh sebagai bandar perdagangan lada terbesar di Kepulauan Indonesia.
Kondisi ini memicu konflik kepentingan dengan kongsi dagang Belanda, VOC, yang telah bercokol di Batavia (Jakarta).
Bahkan Sultan Ageng Tirtayasa secara terang-terangan menjalankan politik pemerintahan yang anti-VOC.
Lantas, apa yang dilakukan VOC dalam usaha mengalahkan perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa?
Baca juga: Perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa
Salah satu hal yang dilakukan VOC dalam usaha mengalahkan perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa adalah menerapkan devide et impera atau politik adu domba.
Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaan dan kerap melawan kekuasaan VOC yang ingin melakukan monopoli perdagangan di wilayahnya.
Sejak sebelum Sultan Ageng Tirtayasa berkuasa, Belanda selalu berusaha menghalang-halangi perkembangan perdagangan Banten yang dikhawatirkan merugikan perdagangan VOC di Batavia.
Salah satu bentuk perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa terhadap VOC adalah melakukan penyerangan dengan sistem gerilya ke Batavia lewat darat, dan serangan-serangan kecil melalui laut.