KOMPAS.com - Suiker Contracten merupakan salah satu tulisan orang Belanda yang intinya berisi kritik terhadap Sistem Tanam Paksa atau Cultuurstelsel.
Dalam tulisan ini diceritakan mengenai penderitaan petani tebu di Jawa yang tertindas Sistem Tanam Paksa.
Lantas, gagasan apa yang dibahas dalam Suiker Contracten dan siapa penulisnya?
Baca juga: Fransen van de Putte, Menteri Belanda yang Menentang Tanam Paksa
Suiker Contracten adalah karya dari Fransen van de Putte, politikus Belanda yang pernah menjadi pengawas perkebunan tebu di Jawa.
Pada 1849, Fransen van de Putte ditugaskan ke Jawa untuk mengawasi perkebunan tebu di Situbondo, Jawa Timur.
Fransen van de Putte menjalani tugas tersebut selama sekitar satu dekade, sebelum akhirnya kembali ke Belanda.
Selama bertugas di Situbondo, ia meyaksikan langsung rakyat pribumi yang hidup sengsara bahkan meregang nyawa untuk memenuhi keinginan pemerintah kolonial.
Dari situlah, ia mulai menuangkan keheranan dan reaksinya ke dalam tulisan yang kemudian diberi judul De Regeling en Uitbesteding van de Suiker Contracten op Java (The Regulation and Outsourcing of the Sugar Contracts in Java) atau dikenal sebagai Suiker Contracten.
Baca juga: Perbedaan Preanger Stelsel dan Cultuurstelsel
Melalui Suiker Contracten (Kontrak Gula) yang terbit pada 1860, Fransen van de Putte mengaku heran saat menemukan adanya "kontrak gula".
Dalam kontrak tersebut rakyat dipaksa melaksanakan proyek penanaman tebu dan hasilnya disetorkan kepada pemerintah Kolonial Belanda.
Pada intinya, Suiker Contracten berisi tentang kritik terhadap kebijakan kolonial yang memanfaatkan kekayaan sumber daya alam dan manusia di Indonesia secara tidak manusiawi dengan cara kerja paksa.
Penderitaan rakyat Indonesia itulah yang memotivasi Fransen van de Putte untuk menjadi anggota parlemen agar bisa berjuang menghapuskan Sistem Tanam Paksa.
Tidak lama setelah merilis Suiker Contracten, Fransen van de Putte menjadi Menteri Urusan Kolonial dan Perdana Menteri Belanda.
Selama menduduki jabatan tersebut, Fransen van de Putte fokus untuk mengupayakan penghapusan Sistem Tanam Paksa.
Upaya Fransen van de Putte bersama para politikus golongan liberal dan humanis tidak sia-sia, karena Sistem Tanam Paksa akhirnya dihapus oleh Pemerintah Belanda pada 1870.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.