KOMPAS.com - Indonesia adalah negara yang sering merasakan dampak dari gempa bumi, dan salah satu jenis gempa yang paling sering terjadi adalah gempa tektonik.
Sebagai negara yang terletak di kawasan Cincin Api Pasifik, Indonesia sering kali menjadi lokasi pertemuan lempeng-lempeng tektonik, yang menyebabkan pergeseran yang menghasilkan gempa.
Jadi, apa sebenarnya yang menjadi penyebab gempa tektonik? Gempa tektonik terjadi akibat pergerakan lempeng tektonik yang melepaskan energi.
Mari kita telusuri lebih dalam mengenai gempa tektonik, proses terjadinya, serta perbedaannya dengan gempa vulkanik.
Baca juga: Apa Itu Lempeng Bumi? Penjelasan Lengkap dan Proses Pergerakannya
Gempa tektonik adalah jenis gempa yang terjadi akibat pergerakan lempeng tektonik yang ada di permukaan bumi.
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, gempa bumi tektonik terjadi ketika regangan pada massa batuan telah terakumulasi hingga ke titik di mana tekanan yang dihasilkan melebihi kekuatan batuan, dan terjadilah rekahan tiba-tiba.
Lempeng-lempeng ini bergerak secara perlahan, dengan kecepatan rata-rata 3 hingga 5 cm per tahun, meskipun pergerakannya tidak selalu terasa.
Ketika lempeng-lempeng tersebut bertabrakan, bergeser, atau saling menjauh, terjadilah ketegangan di zona pertemuan lempeng.
Ketegangan yang terakumulasi ini kemudian bisa memicu rekahan pada batuan di kerak bumi, dan pelepasan energi dalam bentuk gelombang seismik inilah yang kita rasakan sebagai gempa tektonik.
Baca juga: Teori Lempeng Tektonik, Apa Itu?
Gempa tektonik terjadi ketika regangan pada massa batuan telah terakumulasi hingga tekanannya melebihi kekuatan batuan tersebut, yang menyebabkan rekahan tiba-tiba.
Rekahan ini kemudian merambat cepat melalui batuan, biasanya menuju arah yang sama, dan terkadang bisa meluas hingga beberapa kilometer sepanjang zona kelemahan lokal.
Penyebab gempa tektonik pada dasarnya adalah pergeseran lempeng-lempeng tektonik di kerak bumi. Pergeseran ini terjadi karena adanya pelepasan energi yang terakumulasi di zona penujaman atau zona pertemuan lempeng.
Menurut Mirza Desfandi dalam bukunya Kearifan Lokal Smong dalam Konteks Pendidikan (2019), gempa tektonik terjadi akibat pergeseran lapisan kulit bumi yang menimbulkan energi yang sangat besar.
Energi yang terakumulasi ini bisa dianalogikan seperti gelang karet yang ditarik dan dilepaskan secara tiba-tiba, yang menimbulkan getaran.
Ketika lempeng tektonik bergerak, tenaga yang dilepaskan bisa sangat besar, sehingga menimbulkan gempa yang cukup dahsyat.
Baca juga: Mengapa Lempeng Bumi Dapat Bergerak? Ini Penjelasannya ....