优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Mengenal Pantun Betawi: Sejarah, Ciri-ciri, dan Contohnya

优游国际.com - 05/11/2024, 08:00 WIB
Dihya Nastiti Sukowati ,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.comPantun Betawi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Betawi. Dari generasi ke generasi, pantun ini terus dilestarikan dan dikembangkan, hingga kini menjadi salah satu warisan budaya yang sangat berharga.

Pantun Betawi adalah bentuk puisi tradisional masyarakat Betawi yang memiliki ciri khas dalam penyampaian pesan dan gaya bahasanya.

Pantun Betawi muncul sebagai bagian dari ekspresi budaya dalam kehidupan sosial, serta berkembang sebagai sarana untuk menyampaikan nasihat, humor, dan kritik sosial.

Baca juga: Pantun: Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, dan Contohnya

Sejarah perkembangan pantun Betawi

Pantun dibawa oleh pedagang Gujarat, India, pada abad ke-15. Pada saat itu pantun masih digunakan untuk menyampaikan kaidah, nilai-nilai moral, ajaran agama, dan petuah hidup.

Pada tahun 1930-1950, pantun semakin berkembang sebagai salah satu bentuk hiburan dan media ekspresi masyarakat Indonesia, khususnya dalam budaya Betawi.

Pada periode ini, pantun bukan hanya ada dalam bentuk lisan, tetapi juga mulai dituliskan dan didokumentasikan, terutama oleh para peneliti dan sastrawan yang tertarik pada sastra rakyat.

Pada era kemerdekaan hingga masa Orde Baru, pantun Betawi semakin populer dan sering muncul dalam pertunjukan lenong, sebuah teater rakyat khas Betawi yang juga banyak memuat pantun sebagai bagian dari dialog humoris.

Saat ini, pantun Betawi telah menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia dan terus dilestarikan melalui berbagai media. Pantun Betawi menjadi bagian dari budaya masyarakat di Karawang, Tambun, Bekasi, Depok, Cimanggis, Cibinong, Ciputat, Tangerang, dan Jakarta.

Baca juga: Struktur Pantun, Ciri-ciri, dan Contohnya

Ciri khas pantun Betawi

Ciri-ciri khas pantun Betawi, sebagai berikut: 

  • Pantun Betawi umumnya menggunakan pola 4 baris, yang berpola a-b-a-b dan ada juga yang berpola a-a-a-a.
  • Pantun ini sering kali menggunakan Bahasa Betawi, termasuk kosakata yang khas dan gaya bahasa lokal.
  • Pantun Betawi biasanya mengangkat tema humor, cinta, persahabatan, dan nasehat yang ringan namun penuh makna.
  • Pantun betawi tidak mutlak berisi empat baris, tetapi bisa kurang maupun lebih.

Fungsi pantun Betawi

Fungsi pantun Betawi, yaitu:

  • Pantun sebagai sarana penyampaian pesan berkaitan dengan etika, moral, adab, sopan santun, dan ajaran-ajaran agama.
  • Pantun digunakan untuk menghibur dalam acara-acara adat, pernikahan, dan pertunjukan seni tradisional Betawi.
  • Sebagai alat komunikasi yang efektif dalam pertemuan sosial.
  • Pantun Betawi digunakan untuk mengungkapkan keadaan sosial masyarakatnya.

Baca juga: Contoh Pantun Remaja

Bentuk-bentuk pantun Betawi

Pantun Betawi terbagi menjadi lima bagian berdasarkan bentuknya, yaitu:

  • Pantun biasa, terdiri dari empat baris dan tiap barisnya berupa kalimat.
  • Pantun singkat, pantun yang terdiri dari empat baris yang tiap barinya berupa ucapan singkat.
  • Pantun dua baris, baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua berupa isinya.
  • Pantun berkait, pantun pertama berhubungan dengan pantun kedua, pantun kedua mempunyai hubungan dengan pantun ketiga, dan begitupun seterusnya.
  • Pantun panjang dalam bentuk cerita, pantun ini bersahut-sahutan.

Contoh pantun Betawi

Beberapa contoh pantun Betawi, yaitu:

  • Ikan teri ikan gurame
    Gue sendiri, lu berame-rame

  • Makan roti pake keju
    Dari pada ane mati, mending ane ngelucu

  • Pergi ke pasar beli bunga melati,
    Harum semerbak menyegarkan hati.
    Cintaku padamu Yati,
    Segar dan tulus takkan berganti.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau