KOMPAS.com - Ketika berbicara tentang pukulan tercepat di dunia, banyak yang mungkin langsung membayangkan nama-nama besar, seperti Bruce Lee, Mike Tyson, atau Muhammad Ali.
Namun, para ilmuwan mengungkap bahwa pemilik pukulan tercepat di dunia bukanlah manusia, melainkan seekor hewan laut kecil yang dikenal sebagai udang mantis.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science, udang mantis atau udang sentadu mampu menghantam mangsanya dengan kekuatan yang setara dengan peluru kaliber .22.
Pukulan ini cukup kuat untuk menghancurkan cangkang mangsa dan bahkan bisa memecahkan kaca akuarium.
"Udang mantis dikenal karena serangannya yang sangat kuat, yang dapat memecahkan cangkang moluska dan bahkan kaca akuarium," ujar Horacio Espinosa, profesor teknik mesin dan teknik biomedis di Northwestern University, salah satu penulis penelitian ini.
Namun, yang membuat para ilmuwan terkesima bukan hanya kekuatan pukulannya, melainkan juga bagaimana udang mantis mampu bertahan dari dampak besar tersebut tanpa mengalami cedera.
Baca juga: Udang Karang Hidup di Bawah Tanah, Kenapa Punya Warna Cerah?
Bagian tubuh yang bertanggung jawab atas pukulan mematikan ini disebut dactyl club. Para peneliti menemukan bahwa dactyl club memiliki struktur khusus yang memungkinkan udang mantis menyerap gelombang kejut yang dihasilkan saat menghancurkan mangsanya.
"Untuk terus melakukan pukulan kuat berulang kali, dactyl club udang mantis harus memiliki mekanisme perlindungan yang tangguh untuk mencegah kerusakan diri," tambah Espinosa.
Ia menjelaskan bahwa udang mantis menggunakan mekanisme phononic, yaitu struktur yang mampu menyaring gelombang stres tertentu. Hal ini memungkinkan udang mantis untuk terus memukul tanpa mengalami kerusakan pada jaringan lunaknya.
Udang mantis memiliki pemukul di kedua sisi tubuhnya. Pemukul ini berfungsi seperti pegas yang menyimpan energi dalam bentuk elastis. Saat pengunci pada tendon dilepaskan, energi yang tersimpan dilepaskan dengan ledakan dahsyat yang mengarah langsung ke mangsanya.
"Ketika udang mantis memukul, dampaknya menghasilkan gelombang tekanan yang menghantam targetnya. Selain itu, pukulan ini juga menciptakan gelembung yang segera runtuh dan menghasilkan gelombang kejut dalam rentang megahertz," jelas Espinosa.
Fenomena runtuhnya gelembung ini menghasilkan ledakan energi tambahan yang memperkuat daya pukulan udang mantis, menjadikannya salah satu serangan paling mematikan di alam.
Baca juga: Lobster Hias Berwarna Cerah dari Indonesia Ternyata Spesies Baru
Penemuan ini tidak hanya menarik dari segi biologi, tetapi juga membuka peluang baru dalam pengembangan material buatan. Para ilmuwan percaya bahwa struktur dactyl club dapat menginspirasi desain material baru dengan sifat mekanik canggih, seperti filter mekanis untuk perangkat seluler dan elektronik lainnya.
Analisis terhadap lapisan pelindung udang mantis menunjukkan pola struktur yang melindungi klub pemukulnya dari keretakan.
Selain itu, terdapat fitur unik yang berfungsi sebagai perisai phononic, yang menyaring gelombang stres berfrekuensi tinggi dan mencegah getaran merusak menyebar ke lengan dan tubuh udang mantis.
"Wilayah periodik dalam struktur ini berperan penting dalam menyaring gelombang geser berfrekuensi tinggi yang sangat merusak jaringan biologis," tambah Espinosa.
Dengan adanya perlindungan alami ini, udang mantis dapat terus menyerang tanpa harus khawatir akan merusak tubuhnya sendiri. Penelitian ini semakin menunjukkan bahwa alam sering kali menjadi sumber inspirasi bagi inovasi teknologi manusia.
Baca juga: Apakah Lobster Bisa Merasakan Sakit seperti Hewan Lainnya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.