优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Komet Langka Terlihat untuk Pertama Kalinya dalam 160.000 Tahun

优游国际.com - 15/01/2025, 09:39 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber , ,

KOMPAS.com - Sebuah komet terang bernama C/2024 G3 (Atlas) diperkirakan dapat terlihat di langit selama beberapa hari ke depan. NASA menyebutkan bahwa memprediksi kecerahan komet sangat sulit, tetapi ada kemungkinan komet ini cukup terang untuk dilihat dengan mata telanjang.

Komet ini berada di titik terdekatnya dengan Matahari, yang disebut perihelion, pada hari Senin lalu. Perihelion memengaruhi seberapa terang komet terlihat. Para ahli menyatakan komet ini mungkin bisa diamati sejak malam hari setelah perihelion, tergantung pada kondisi cuaca dan lokasi pengamatan.

Selama periode ini, C/2024 G3 (ATLAS) diperkirakan menjadi salah satu komet paling terang pada tahun 2025, dengan magnitudo yang mungkin melebihi -3,5, setara dengan kecerahan planet Venus. 

King's College London menyebut bahwa penampakan komet ini adalah fenomena langka yang hanya terjadi sekali dalam 160.000 tahun. Menurut Dr. Shyam Balaji, pakar astrofisika dari universitas tersebut, komet ini akan melewati jarak sekitar 13 juta kilometer dari Matahari. Karena jarak ini, C/2024 G3 (Atlas) digolongkan sebagai komet dekat Matahari (sun-skirting comet).

Komet C/2024 G3 (ATLAS) adalah komet non-periodik yang ditemukan pada 5 April 2024 oleh sistem Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS) di Río Hurtado, Chile. Pada saat penemuannya, komet ini memiliki magnitudo 19 dan berjarak sekitar 4,38 AU dari Bumi. 

Menariknya, orbit komet ini menunjukkan bahwa ia kemungkinan merupakan komet tua yang telah melakukan pendekatan dekat dengan Matahari sebelumnya, dengan periode orbit sekitar 160.000 tahun. Setelah pendekatan pada tahun 2025, jarak aphelionnya akan lebih dari dua kali lipat, dengan periode orbit sekitar 600.000 tahun. 

Baca juga: Ada Komet Terang yang Mendekati Bumi, Bisakah Dilihat dengan Mata Telanjang?

Kapan dan Di Mana Melihatnya?

Dr. Balaji menyebutkan bahwa penduduk belahan bumi selatan --termasuk Indonesia-- memiliki peluang terbaik untuk mengamati komet. Kita bisa melihat ke arah cakrawala timur sebelum matahari terbit, atau ke arah cakrawala barat setelah matahari terbenam beberapa hari setelah perihelion. Namun, ia menambahkan bahwa kecerahan komet sulit dipastikan dan bisa saja lebih redup dari perkiraan.

Untuk penduduk di belahan bumi utara, pengamatan mungkin lebih sulit karena posisi komet yang relatif dekat dengan Matahari. Meski begitu, ia menyarankan untuk mencari lokasi bebas polusi cahaya dan menggunakan binokular atau teleskop kecil untuk pengamatan yang lebih jelas.

Dr. Balaji juga mengingatkan agar pengamat berhati-hati ketika mengamati komet saat matahari terbit atau terbenam untuk menghindari risiko melihat langsung ke Matahari. Ia merekomendasikan melacak posisi komet terlebih dahulu untuk menentukan lokasi terbaik di langit.

Astronom juga terus memantau perjalanan komet ini. Bahkan, astronaut NASA Don Pettit membagikan foto komet tersebut dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada Sabtu lalu. Dalam unggahannya, Pettit menulis, “Luar biasa melihat komet dari orbit. Atlas C/2024 G3 sedang berkunjung ke kita.”

Baca juga: Apa Perbedaan Asteroid dan Komet?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan.

Terpopuler

1
2
3
4
5
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau