KOMPAS.com - Sebuah analisis baru mengungkapkan, para juru tulis Mesir kuno bekerja dalam posisi sempit dan membungkuk yang sangat ekstrem, hal ini menyebabkan mereka menderita osteoartritis pada persendian dan masalah tulang lainnya.
Para arkeolog meneliti kerangka 69 pria dewasa, 30 di antaranya adalah juru tulis, yang dimakamkan antara tahun 2700 dan 2180 SM di sebuah pekuburan di Abusir, kompleks pemakaman piramida di Mesir.
Analisis baru tentang tulang-tulang mereka kemudian dipublikasikan pada hari 27 Juni 2024 di jurnal Scientific Reports.
Menjadi juru tulis di era Mesir kuno dianggap sebagai karier berstatus tinggi, terutama karena mereka bisa membaca dan menulis, keterampilan yang hanya dimiliki oleh 1 hingga 5 persen populasi Mesir kuno, menurut University College London.
Menurut Veronika Dulíková, Egyptologist di Czech Institute of Egyptology, pejabat yang memiliki keterampilan menulis merupakan bagian dari elite pada masa itu dan menjadi tulang punggung administrasi negara. Oleh karena itu, mereka berfungsi penting bagi pengelolaan negara.
Baca juga: Kenapa Banyak Orang Mesir Kuno yang Dimakamkan di Pemakaman Saqqara?
Namun, juru tulis Mesir Kuno juga mengalami kesulitan dalam pekerjaannya karena mereka sering melakukan tugas administratif berulang yang mengharuskan mereka duduk di posisi tertentu dalam jangka waktu lama.
Para peneliti memperhatikan bahwa kerangka para juru tulis menunjukkan perubahan degeneratif yang lebih jelas pada persendian mereka, dibandingkan dengan laki-laki dewasa yang memiliki pekerjaan lain.
Area yang paling terkena dampak termasuk tulang selangka kanan, tulang lengan kanan atas yang menghubungkannya dengan rongga bahu, bagian bawah tulang paha kanan tempat bertemunya lutut, dan tulang belakang di bagian atas tulang belakang.
Para peneliti juga melihat adanya lekukan di kedua tempurung lutut masing-masing juru tulis, dan permukaan rata pada tulang di bagian bawah pergelangan kaki kanan.
Penyebab perubahan kerangka ini kemungkinan besar karena juru tulis duduk dalam waktu lama dengan posisi bersila atau sambil berlutut dengan kaki kiri fan kaki kanan ditekuk ke atas dengan papirus di pangkuannya.
Dan, sama seperti pekerja kantoran masa kini, para juru tulis terus membungkuk saat menulis.
Baca juga: Izin Cuti Pekerja yang Bangun Piramida Mesir, Seperti Apa?
Selain itu, rahang dan tulang pertama di ibu jari tangan kanan para juru tulis juga terkena dampaknya, dan mungkin masih ada kerusakan yang tidak terlihat pada kerangka lainnya.
Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh para juru tulis yang mengunyah ujung batang kayu untuk membuat alat tulis, yang kemudian mereka cubit dengan ibu jari saat menulis.
Petra Brukner Havelková, antropolog di Departemen Antropologi di Museum Nasional Praha menambahkan, meskipun mereka adalah pejabat tinggi yang berasal dari elit Mesir kuno, mereka mengalami kekhawatiran yang sama seperti yang kita alami saat ini, dan terkena faktor risiko pekerjaan yang serupa seperti kebanyakan karyawan saat ini.
Ada juga patung dan seni dinding yang ditemukan di makam yang menunjukkan juru tulis duduk dalam posisi tertentu untuk melakukan tugas mereka.
Dekorasi relief di makam dan patung juru tulis memberikan gambaran tentang postur para juru tulis pada masa itu. Oleh karena itu, menurut Dulíková, sangat penting untuk mempelajari perubahan fisik yang terjadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.