优游国际

Baca berita tanpa iklan.
优游国际.com - 18/07/2023, 19:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber

KOMPAS.com - Ledakan Kambrium adalah sebuah peristiwa penting di Bumi yang menyebabkan planet ini memiliki berbagai makhluk hidup yang beragam.

Peristiwa ledakan Kambrium ini terjadi pada periode sekitar 540 juta hingga 520 juta tahun, di mana banyak kelompok hewan pertama kali hidup dan berdiversifikasi.

Ledakan Kambrium sering digambarkan sebagai peristiwa yang cepat dan menimbulkan kekacauan dalam sejarah evolusi awal.

Akan tetapi, apakah ledakan Kambrium yang menyebabkan keanekaragaman hayati yang dramatis di Bumi selama ini benar-benar ada?

Ledakan Kambrium

Dikutip dari Live Science, Selasa (18/7/2023) Thomas Servais, ahli paleontologi dan direktur penelitian di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Perancis (CNRS), dan rekannya mengatakan bahwa ledakan Kambrium tidak terjadi seperti yang digambarkan secara populer.

Baca juga: Apakah Ada Bintang Gelap di Alam Semesta?

Menurutnya, itu bukan benar-benar ledakan Kambrium, melainkan peningkatan bertahap keanekaragaman hayati yang terjadi sepanjang era Paleozoikum awal (542 juta hingga 251,9 juta tahun yang lalu).

Kemunculan sebuah 'ledakan' ini katanya sebenarnya merupakan artefak dari bias yang dimiliki para ilmuwan saat mempelajari masa lalu.

Proses menemukan, menggali, dan membuat katalog fosil itu mahal dan melelahkan sehingga peneliti sering menambahkan spesimen mereka ke database besar untuk mempermudah membandingkan penemuan.

Dua dari database ini, database Paleobiologi dan database Geobiodiversity, secara kolektif berisi sekitar 2 juta entri dan telah digunakan untuk menyelidiki pola global dalam keanekaragaman hayati, termasuk tren yang muncul selama Kambrium.

Basis data juga mencakup spesimen dari periode lain, yang disebut peristiwa biodiversifikasi Great Ordovisium (GOBE).

 

Diperkirakan terjadi sekitar 40 juta hingga 50 juta setelah ledakan Kambrium. Periode ini kurang dipelajari dan tampaknya tidak memiliki pola keanekaragaman hayati yang berkembang dengan baik.

Baca juga: Apakah Uranium Berbahaya bagi Manusia jika Terpapar Radiasinya?

 

Sehingga bila peneliti melakukan upaya untuk mempelajari dua peristiwa itu kemungkinan akan tercampur yang menimbulkan bias sampling.

Peningkatan kompleksitas hewan

Terlepas dari apakah basis data bias terhadap kelompok tertentu, ada kecenderungan umum peningkatan kompleksitas yang terlihat pada hewan itu sendiri.

"Spesies A dan spesies B secara drastis berbeda satu sama lain dalam hal cara tubuh mereka diatur, bagaimana mereka berkembang, peran ekologis, dan bagaimana mereka hidup," papar Karma Nanglu, ahli paleontologi dari Universitas Harvard yang mempelajari fosil Kambrium dan Ordovisium.

Penyebab keanekaragaman hayati ini sendiri tidak diketahui pasti, tetapi para ilmuwan memiliki beberapa gagasan.

Selama Prakambrium, superbenua Rodinia pecah berkeping-keping, termasuk Gondwana (Antartika modern, Amerika Selatan, Afrika, Australia, India, dan Selandia Baru) dan Laurentia (sebagian besar Amerika Utara).

Di masa itu, kadar oksigen di lautan meningkat yang menjadi kondisi sempurna bagi spesies baru untuk berevolusi.

Baca juga: Apakah Manusia Purba Sudah Memakai Perhiasan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau