KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah mengonfirmasi adanya gabungan varian Delta dan Omicron, yang disebut sebagai Deltacron.
Dikutip dari pemberitaan 优游国际.com, Senin (14/3/2022) Pimpinan teknis Covid-19 WHO Maria Van Kerkhove mengatakan, konfirmasi adanya hibrida atau rekombinan varian Delta dan Omicron ini didasarkan laporan dari para ilmuwan.
Deltacron juga telah tercatat menyebar di berbagai negara termasuk Amerika Serikat, Perancis, Denmark, dan Belanda.
Baca juga: 7 Fakta Deltacron, dari Potensi Bahaya hingga Tingkat Penularan dan Kematian
Menanggapi kemunculan Deltacron, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyampaikan, bahwa penamaan resmi varian ini belum ditetapkan WHO.
"Varian GKA atau AY.4 BA.1 merupakan varian yang terindikasi memiliki percampuran genetik antara varian Delta dengan istilah 21J atau AY.4 dengan Omicron dengan istilah ilmiahnya 21K atau BA.1," papar Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan di kanal YouTube BNPB, Selasa (15/3/2022).
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa data terkait karakteristik Deltacron masih sangat terbatas.
"Dampak varian ini terhadap indikator epidemiologi maupun tingkat keparahan gejala belum dapat dipastikan dan masih terus diteliti," ungkap Wiku.
Hal itu kata Prof Wiku, diungkap WHO dalam media briefing pada 10 Maret 2022 dari hasil pertemuan Technical Advisory Group on Virus Converse Evolution atau grup penasehat teknis terkait evolusi virus yang terdiri dari para pakar virus di dunia.
Prof Wiku membeberkan virus dapat berubah yang terjadi melalui berbagai mekanisme, salah satunya ialah rekombinasi seperti pada varian Delta dan Omicron.
Dia pun mengatakan bahwa gabungan atau rekombinasi virus bukanlah hal yang baru, dan sudah pernah terjadi pada berbagai virus lainnya.
"Jadi penting untuk dipahami, bahwa selama virus masih beredar apalagi dalam tingkat penularan yang tinggi, potensi terjadinya mutasi virus akan semakin besar," ucap Wiku.
Oleh karena itu, dia meminta agar tidak memberi ruang bagi berbagai jenis virus untuk masuk maupun menyebar di dalam negeri. Adapun upaya untuk mencegahnya adalah dengan melindungi diri, melalui disiplin protokol kesehatan.
"Di masa adaptasi ini, pencegahan penularan ini lebih banyak porsinya pada tanggung jawab setiap individu. Setiap orang wajib melindungi dirinya sendiri dan orang lain melalui disiplin protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak)," jelasnya.
Baca juga: Awal Penemuan Deltacron dan Daftar Negara Terdeteksi Penyebarannya