Penurunan populasi serangga yang dramatis memberi efek negatif yang kuat terhadap hasil tanaman yang penyerbukannya dibantu oleh serangga.
"Ngengat nokturnal, yang memiliki lebih banyak spesies dibandingkan lebah, telah diabaikan oleh penelitian penyerbukan," kata Dr. Jan Axmacher dari UCL, seperti dilansir dari Phys.org.
Studi ini menyoroti agar ngengat dapat dikategorikan sebagai pendukung penting dalam manajemen pertanian dan strategi konservasi di masa yang akan datang.
Penelitian ini dilakukan selama musim tanam (Maret-Oktober) pada tahun 2016 dan 2017 di kawasan pertanian di Norfolk, Inggris timur.
Baca juga:
Berdasarkan pengamatan, peneliti menemukan dari 838 ngengat yang diambil sampel serbuk sarinya, sebanyak 381 ngengat ditemukan mengangkut serbuk sari dari 47 spesies tanaman yang berbeda.
Tujuh spesies tanaman di antaranya terdeteksi adalah tanaman yang jarang dikunjungi lebah, hoverflies maupun kupu-kupu.
Sedangkan dari penyerbukan di siang hari, 632 lebah, tawon, hoverflies dan kupu-kupu mengunjungi 45 spesies tanaman.
Baca juga:
Sedangkan sebanyak 1.548 lebah sosial mengunjungi 46 spesies tanaman untuk membantu membawa serbuk sari dalam penyerbukan.
Walton mengatakan lebah memang dikenal sebagai serangga penyerbuk super, sebab serangga ini secara istimewa menargetkan sumber nektar dan serbuk sari yang paling produktif.
"Ngengat mungkin tampak sebagai serangga penyerbuk yang kurang efektif, tetapi keanekaragaman dan kelimpahannya yang tinggi membuat mereka kritis terhadap penyerbukan bunga," jelas Walton.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.