KOMPAS.com – Tsunami merupakan gelombang air besar yang terjadi karena adanya gangguan di dasar laut seperti gempa bumi.
Saat terjadi tsunami, permukaan naik bisa naik belasan hingga puluhan meter yang menyebabkan banjir dengan kecepatan arus yang tinggi.
Banjir tersebut mampu menjangkau beberapa kilometer dari pantai sehingga dapat mengakibatkan kerusakan dan korban jiwa.
Risiko terjadinya tsunami dapat dideteksi dengan sistem peringatan dini tsunami yang mengamati data perubahan air laut setelah terjadi gempa berkekuatan besar.
Institusi yang berwenang untuk memberikan peringatan tsunami adalah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Sebagaimana gempa bumi, belum ada ahli atau institusi yang mampu memprediksi dengan tepat kapan tsunami akan terjadi.
Untuk meminimalisi korban jiwa, berikut adalah 10 langkah penyelamatan diri saat teradi tsunami, sebagaimana dilansir dari Buku Saku Tangkap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
1. Setelah terjadi gempa bumi hingga berdampak pada rumah, jangan berupaya merapikan kondisi rumah karena gempa susulan bisa saja terjadi
2. Ketika berada di rumah, tetap tenang dan segera mengarahkan keluarga untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi dan aman
3. Tidak semua gempa bumi memicu tsunami, namun jika ada peringatan bahaya dari pihak berwenang mengenai potensi terjadinya tsunami, segera menjauh dari daerah pantai
4. Jika telah sampai di daerah tinggi, tetap bertahan karena gelombang tsunami susulan yang lebih besar bisa saja terjadi
5. Selalu pantau informasi terkait kondisi terkini dari pihak berwenang
6. Jangan kembali ke rumah sebelum keadaan dinyatakan aman
7. Tsunami bisa terjadi tidak hanya sekali sehingga penduduk setempat tak boleh meninggalkan tempat evakuasi sebelum adanya arahan dari pihak berwenang
8. Hindari menyelamatkan diri dengan melewati jembatan
9. Bagi yang melakukan evakuasi menggunakan kendaraan dan terjadi kemacetan, segera tinggalkan kendaraan dan evakuasi diri dengan jalan kaki
10. Jika berada di kapal atau perahu yang tengah berlayar, segera tutup layar dan hindari wilayah pelabuhan
Dalam menghadapi ancaman bencana, kesiapsiagaan adalah salah satu kunci untuk menyelamatkan diri.
Salah satu upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana adalah menyiapkan tas siaga bencana (TSB).
TSB merupakan tas tahan air yang disiapkan untuk anggota keluarga guna berjaga-jaga apabila terjadi bencana atau kondisi darurat.
Tujuan menyiapkan TSB adalah agar bisa bertahan hidup saat bantuan belum datang dan membuat proses evakuasi menjadi lebih mudah.
Contoh kebutuhan dasar untuk TSB adalah surat-surat penting, pakaian, makanan ringan tahan lama, air minum, kotak obat, ponsel, uang, peluti, masker, alat bantu penerangan, dan perlengkapan mandi.
/sains/read/2021/05/22/200200923/10-langkah-penyelamatan-diri-saat-terjadi-tsunami