KOMPAS.com - Saat Covid-19 menyebar ke seluruh dunia, para pemimpin mengandalkan model matematika untuk membuat keputusan dalam menangani wabah virus corona ini.
Para peneliti di Princeton dan Carnegie Mellon, seperti melansir Science Daily, Senin (30/3/2020) sedang mencoba mengembangkan model baru dengan meningkatkan pelacakan epidemi.
Caranya dengan menghitung mutasi pada penyakit yang disebabkan virus corona, SARS-CoV-2 ini.
Sekarang, para peneliti berupaya menerapkan model matematika tersebut untuk memungkinkan para pemimpin negara mengevaluasi dampak penanggulangan sebelum epidemi menyebar.
"Kami ingin dapat mempertimbangkan intervensi seperti karantina, isolasi orang, dan lain-lain. Kemudian melihat bagaimana mereka memengaruhi penyebaran epidemi ketika patogen bermutasi saat menyebar," kata H. Vincent Poor, salah satu peneliti dari Princeton University.
Model saat ini yang digunakan untuk melacak atau tracing epidemi menggunakan data prediksi perkembangan penyakit Covid-19 dari dokter dan petugas kesehatan.
Poor yang juga profesor Teknik Elektro di Michael Henry Strater University mengatakan model yang paling banyak digunakan saat ini tidak dirancang untuk menjelaskan perubahan penyakit yang dilacak.
Ketidakmampuan untuk memperhitungkan perubahan pada penyakit ini dapat membuat perlawanan terhadap penyakit ini semakin sulit dilakukan.
Poor menambahkan dengan mengetahui bagaimana mutasi virus corona dapat memengaruhi penularan atau virulensi, maka para pemimpin negara dapat memutuskan kapan isolasi atau mengirim sumber daya tambahan ke suatu daerah.
"Dalam model (matematika) ini, para pemimpin ini bisa menggunakannya untuk mendapatkan parameter yang tepat untuk membantu mereka lebih mudah dalam memahami dampak kebijakan dari mutasi virus corona tersebut," jelas Poor.
Lacak penyebaran virus corona
Jika para peneliti dapat dengan benar memperhitungkan langkah-langkah dalam melawan penyebaran Covid-19, maka mereka dapat memberi wawasan kritis kepada para pemimpin.
Di antaranya terkait tentang langkah-langkah terbaik yang dapat diambil untuk menghadapi pandemi virus corona ini.
Saat ini, para peneliti sedang mengembangkan penelitian yang telah dipublikasikan pada 17 Maret lalu di Proceedings of the National Academy of Sciences.
Dalam artikel itu, para peneliti menggambarkan bagaimana model matematika yang mereka rancang mampu melacak perubahan dalam penyebaran epidemi yang disebabkan oleh mutasi organisme penyakit, dalam hal ini Covid-19.
Para peneliti juga sedang bekerja untuk mengadaptasi model matematika ini untuk memperhitungkan langkah-langkah yang dapat diambil untuk kesehatan masyarakat dalam membendung epidemi virus corona ini.
Penelitian ini didasarkan dari pemeriksaan terhadap pergerakan informasi melalui jejaring sosial, yang memiliki kesamaan dalam penyebaran infeksi biologis.
"Penyebaran rumor atau informasi melalui jaringan sangat mirip dengan penyebaran virus melalui suatu populasi," kata Poor.
Sebab, lanjut Poor, potongan informasi yang berbeda memiliki laju transmisi yang juga berbeda.
Model matematika yang dikembangkan ini memungkinkan mereka mempertimbangkan perubahan informasi saat menyebar melalui jaringan dan bagaimana perubahan itu memengaruhi penyebaran.
"Model kami adalah agnostic berkaitan dengan jaringan fisik konektivitas di antara individu. Informasi diabstraksi ke dalam grafik dari sumber informasi yang mungkin adalah sumber infeksi potensial," jelas Poor.
Di tengah situasi pandemi virus corona yang telah mengglobal ini, sangat sulit memperoleh informasi yang akurat.
Poor berharap model matematika yang dikembangkannya bersama sejumlah peneliti dapat membantu pemimpin negara lebih memahami alasan mengapa virus corona yang sebabkan Covid-19 ini menyebar jauh lebih cepat dari yang diperkirakan.
"Mudah-mudahan model matematika ini dapat membantu mereka menyebarkan tindakan pencegahan penyebaran virus corona yang lebih efektif dan tepat waktu," jelas Poor.
/sains/read/2020/03/30/133300023/peneliti-kembangkan-model-matematika-baru-untuk-lacak-epidemi-corona